Beranda Artikel 13-36 Bulan Cara Mengatasi Alergi Makanan pada Si Kecil

Cara Mengatasi Alergi Makanan pada Si Kecil

2022/10/20 - 10:03:04am     oleh Morinaga Soya
Cara Mengatasi Alergi Makanan pada Si Kecil

Alergi makanan yang dibiarkan begitu saja, tentu akan mengganggu kenyamanannya bahkan membahayakan keselamatannya. Oleh karena itulah, penting bagi Bunda untuk mengetahui cara mengatasi alergi makanan yang dialami Si Kecil. Selengkapnya, baca artikel ini sampai selesai ya, Bun.

Apakah Alergi Makanan Dapat Sembuh Dengan Sendirinya?

Mengutip dari National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID), sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan alergi. Fungsi obat-obatan yang diberikan selama masa pengobatan adalah untuk meredakan gejalanya.

Namun, melansir dari American College of Allergy, Asthma & Immunology (ACAAI), tidak ada jawaban pasti untuk kondisi ini. Alergi terhadap susu, telur, gandum, dan kedelai dapat hilang seiring berjalannya waktu, sedangkan alergi terhadap kacang tanah, kacang pohon, ikan, dan kerang cenderung berlangsung seumur hidup.

Tentu hal ini juga dipengaruhi oleh tingkat keparahan kondisi Si Kecil ya, Bunda. Oleh karena itu, ada baiknya Bunda berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis.

Cara Mengatasi Alergi Makanan

Mengetahui Makanan yang Menyebabkan Alergi

Ketika tahu Si Kecil mengalami alergi makanan, maka langkah pertama yang perlu Bunda lakukan adalah mencari tahu jenis makanan pemicu alergi. Caranya dengan melakukan elimination diets.

Mulailah dengan satu jenis makanan dulu yang Bunda curigai sebagai penyebab alergi. Berikan makanan atau minuman tersebut pada Si Kecil. Tunggu 3-5 hari dan lihat, apakah ada gejala alergi yang muncul atau tidak? Jika tidak ada, lanjutkan melakukan eliminasi pada jenis makanan berikutnya sampai Bunda menemukan makanan penyebab alergi pada Si Kecil.

Menghindari Makanan Pemicu

Mengutip dari NIAID dan ACAAI, menghindari makanan yang dapat menyebabkan reaksi alergi merupakan cara utama yang bisa Bunda coba. Untuk melakukan hal ini, Bunda perlu cermat saat membeli produk makanan untuk Si Kecil.

Bunda perlu membaca label kemasan produk sebelum melakukan pembelian, untuk memastikan produk tersebut tidak mengandung alergen. Oleh karena itu, Bunda juga perlu mengetahui nama lain dari alergen tersebut.

Contoh kandungan yang memicu alergi seperti, sodium nitrat, aspartam, monosodium glutamate, natrium benzoate, nitrat, dan sulfit, yang sering ditambahkan pada makanan saat proses pengawetan atau untuk meningkatkan rasa makanan.

Selain itu, makanan olahan juga memicu berbagai alergi pada Si Kecil lho, Bun. Dalam hasil penelitian European Society for Paediatric Gastroenterology Hepatology and Nutrition yang ditayangkan di The Health Site, disebutkan kebanyakan makanan olahan mengandung advanced glycation end-products (AGEs) yang bisa membuat Si Kecil terkena alergi makanan.

Memberikan Antihistamin

Berikutnya, Bunda bisa memberikan antihistamin sesuai resep dokter untuk meredakan reaksi alergi yang dialami Si Kecil. Perlu Bunda ketahui, antihistamin dapat digunakan untuk reaksi alergi ringan dan tidak dapat mengatasi reaksi yang parah.

Untuk mengetahui tingkat keparahannya, tentu Bunda perlu berkonsultasi dengan dokter ya.

Memberikan Suntikan Epinerfin

Untuk kondisi yang parah, Si Kecil membutuhkan suntikan epinerfin. Nah, jika dokter telah meresepkan autoinjektor epinerfin untuk Si Kecil, Bunda dan Ayah perlu tahu cara menggunakan autoinjektor tersebut. Selain itu, pastikan untuk membawa autoinjektor ini kemanapun Si Kecil pergi.

Bunda, pastikan juga untuk mengganti epinefrin sebelum tanggal kedaluwarsanya ya. Jika tidak, maka epinefrin tidak akan berfungsi dengan baik.

Nah, itulah beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi alergi yang Si kecil alami. Dalam prosesnya, jangan lupa untuk selalu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan tepat sesuai kondisi Si Kecil ya, Bun.

Apabila Si Kecil mengalami alergi susu sapi, Bunda juga bisa mengganti susu Si Kecil ke susu soya yang lebih aman dan mampu mendukung tumbuh kembangnya. Untuk memahami mengapa susu ini aman untuk Si Kecil, baca artikel berikut yuk: Beragam Kelebihan Susu Soya Sebagai Pengganti Susu Sapi

Referensi:

  • NIAID. Treatment for Living With Food Allergy. Diakses pada 22 Mei 2024. https://www.niaid.nih.gov/diseases-conditions/treatment-living-food-allergy#:~:text=There%20is%20presently%20no%20cure,severe%20reactions%20when%20they%20arise.
  • ACAAI. Food Allergy. Diakses pada 22 Mei 2024. https://acaai.org/allergies/allergic-conditions/food/
  • FDA. FDA Approves First Medication to Help Reduce Allergic Reactions to Multiple Foods After Accidental Exposure. Diakses pada 22 Mei 2024. https://www.fda.gov/news-events/press-announcements/fda-approves-first-medication-help-reduce-allergic-reactions-multiple-foods-after-accidental
  • WebMD. Food Allergy and Food Intolerance. Diakses pada 22 Mei 2024. https://www.webmd.com/allergies/food-allergy-intolerances
  • Mayo Clinic. Food Allergy. Diakses pada 22 Mei 2024. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/food-allergy/diagnosis-treatment/drc-20355101




medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu