Beranda Artikel Alergi Waspadai Kadar IgE Tinggi pada Si Kecil Sejak Dini

Waspadai Kadar IgE Tinggi pada Si Kecil Sejak Dini

2025/05/26 - 06:28:32pm     oleh Morinaga Soya
ige food allergy

Tubuh Si Kecil ternyata mempunyai sistem pertahanan alami yang sangat canggih, salah satunya adalah antibodi yang dikenal dengan Immunoglobulin E atau disingkat IgE. Fungsi dari antibodi satu ini yaitu mengenali zat-zat yang masuk ke dalam tubuh Si Kecil. Jika tubuh mengenali ada benda-benda berbahaya masuk walaupun terkadang tidak demikian, IgE akan aktif dan memberikan sinyal waspada ke sistem imun. Kondisi seperti ini merupakan sebuah bagian dari perlindungan alami untuk tubuh Si Kecil, tapi jika terlalu sensitif justru dapat memunculkan gangguan.

Zat-zat yang tidak dikenali oleh IgE sangat bervariasi dan kerap Bunda temukan di kehidupan sehari-hari. Misalnya saja seperti bulu hewan, debu di rumah, telur, susu sapi, dan serbuk sari tanaman yang bisa membuat tubuh Si Kecil menghasilkan IgE berlebih. Ketika benda-benda ini masuk ke dalam tubuh dan terdeteksi, IgE akan memicu pelepasan zat kimia yang bernama histamin, yang mana menjadi penyebab munculnya gejala alergi. Nantinya, hal ini akan membuat Si Kecil mengalami gatal-gatal, bersin, muncul ruam pada kulit, gangguan pencernaan, atau bisa juga sesak nafas.

Hal yang menjadi masalah adalah kondisi ini terjadi secara diam-diam dan bertahap,sehingga sering kali tidak disadari. Banyak dari para Bunda yang mengetahui Si Kecil terkena alergi karena telah mengganggu kenyamanan atau aktivitas sehari-hari Si Kecil. Padahal, kondisi seperti ini dapat membuat Si Kecil merasa tidak nyaman saat makan, tidur, dan juga mempengaruhi mood, sehingga dapat berdampak pada tubuh kembangnya. Maka dari itu, kadar IgE pada tubuh Si Kecil sejak dini dapat menjadi langkah yang teramat penting untuk mencegah serta mengelola alergi dengan baik.

Fakta Penting tentang Kadar IgE yang Perlu Dipahami

IgE adalah sebuah antibodi yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh, khususnya untuk mendeteksi serta merespons benda asing yang masuk ke dalam tubuh Si Kecil. Apabila tubuh terpapar suatu alergen seperti debu atau makanan tertentu, IgE yang diproduksi oleh sel plasma yang akan merespons alergen tersebut. Kemudian, IgE akan berikatan dengan sebuah reseptor spesifik pada permukaan sel mast dan basofil, yang merupakan salah satu bagian dari sistem imun. Proses seperti ini dapat membuat tubuh mengenali dan merespons alergen dengan cepat, tapi juga bisa membuat reaksi alergi berlebihan.

Produksi IgE akan dimulai ketika sistem imun mengenai zat asing yang masuk ke dalam tubuh sebagai ancaman, sehingga memicu aktivasi sel B dan diferensiasi menjadi sel plasma. Kemudian, sel plasma ini akan melepaskan IgE ke dalam sirkulasi darah. Lalu, IgE akan beredar dan berikatan dengan reseptor FcεRI pada sel mast dan basofil yang akan mempersiapkan tubuh untuk merespons alergen selanjutnya. Penting sekali untuk sistem imun bisa mengenali ancaman agar dapat melindungi tubuh dari zat-zat berbahaya, akan tetapi respons yang berlebih bisa mengakibatkan gangguan pada tubuh.

Untuk kadar IgE yang tinggi pada tubuh menandakan bahwa sistem imun sedang dalam kondisi waspada terhadap zat pemicu tertentu. Hal seperti ini sering dikaitkan dengan rinitis alergi, asma atau dermatitis atopik. Akan tetapi, kadar IgE yang tinggi juga dikaitkan dengan kondisi lain, seperti penyakit autoimun atau infeksi parasit. Oleh karenanya, memahami kadar IgE tinggi cukup penting karena ini bukan hanya sebagai indikator alergi, tapi juga merupakan adanya kondisi medis yang perlu mendapatkan perhatian lebih.

Dengan memahami cara kerja dari IgE, Bunda sudah menerapkan landasan kuat untuk menyusun hal-hal apa saja yang perlu dihindari guna tidak memicu reaksi berlebihan terhadap suatu alergen pada Si Kecil. Selain itu, dengan pemahaman yang matang terhadap kadar IgE yang tinggi, Bunda dapat bekerja sama dengan para tenaga medis untuk merancang pengelolaan alergi yang tepat. Langkah awal seperti ini memungkinkan intervensi awal terhadap munculnya masalah kesehatan yang akan timbul.

Kapan Bunda Perlu Melakukan Pemeriksaan Kadar IgE

Apabila Si Kecil mengalami gejala alergi yang berulang kali, seperti bersin-bersin, ruam di kulit, atau bahkan sesak nafas tanpa pemicu yang jelas, Bunda perlu mengambil langkah untuk memeriksakan kadar IgE. Dengan melakukan tes kadar IgE, Bunda dapat mengetahui sensitivitas tubuh Si Kecil terhadap alergen tertentu, sehingga bisa mengambil langkah untuk cara pencegahan yang tepat.

Tes kadar IgE menggunakan dua metode, seperti tes melalui ambil darah atau tes kulit, yang tentu saja minim rasa sakit untuk Si Kecil. Untuk tes darah, pemeriksaan hanya dengan cara mengambil sampel dalam jumlah yang kecil, sedangkan tes kulit menggunakan penempatan alergen-alergen di kulit untuk mengamati reaksi. Kedua metode sudah banyak digunakan secara luas dan efektif guna mendeteksi alergi.

Tak perlu khawatir dengan hasil pemeriksaan yang lama, karena tes kadar IgE ini untuk hasilnya relatif singkat. Untuk tes kulit biasanya perlu menunggu sekitar 15-30 menit, sedangkan tes darah membutuhkan waktu sekitar beberapa hari untuk melihat hasilnya. Informasi dari tes kadar IgE ini sangat penting untuk mengetahui alergen apa saja yang dapat memicu gejala alergi pada Si Kecil, sehingga Bunda bisa berkonsultasi dengan tenaga profesional tentang cara menghindari reaksi berlebihan terhadap alergen. Hal ini tentu akan membuat Bunda lebih tenang karena hasilnya valid, tanpa menduga-duga.

Langkah Praktis untuk Mengelola Risiko dari Kadar IgE Tinggi

Langkah pertama yang dapat Bunda lakukan yaitu mengganti semua produk di rumah tangga yang dapat memicu munculnya alergi, dan ini tentunya hanya bisa Bunda ketahui setelah pemeriksaan kadar IgE. Misalnya saja seperti Si Kecil alergi terhadap tungau debu, maka Bunda bisa mencuci sarung bantal dan sprei menggunakan air panas secara rutin. Bisa juga dengan Bunda menggunakan penutup kasur dan bantal supaya Si Kecil tidak terpapar langsung dengan kasur serta bantal. Lalu, cara lain menjaga kelembapan udara di bawah 50% untuk mencegah pertumbuhan tungau debu.

Kemudian, Bunda juga bisa memilih makanan yang dapat memicu alergen pada Si Kecil, caranya adalah dengan mengamati label makanan secara cermat. Selain itu, Bunda juga perlu mencatat reaksi apa yang terjadi pada Si Kecil ketika mengonsumsi makanan tertentu. Cara-cara seperti ini membuat Bunda bisa menyesuaikan pola makan Si Kecil secara tepat.

Langkah selanjutnya yang tidak kalah penting adalah mengedukasi keluarga tentang pencegahan alergi pada Si Kecil. Pastikan semua anggota keluarga mengerti mengenai apa saja yang perlu dihindari dan cara mengatasi jika Si Kecil mengalami reaksi alergi, contohnya dengan menggunakan epinefrin apabila dibutuhkan. Dengan cara-cara ini, Bunda pasti akan merasa lebih tenang dan siap menghadapi situasi yang terjadi.

Menyusun Pola Makan Aman Berdasarkan Data IgE

Hasil pemeriksaan dari kadar IgE memberikan informasi secara mendetail mengenai berbagai macam makanan yang dapat memicu reaksi alergi pada Si Kecil, contohnya seperti kacang-kacangan, coklat, susu sapi, atau telur. Dengan data-data yang ada di sini, Bunda bisa menghindari kelompok makanan tertentu tanpa mengeliminasi makanan yang sebenarnya aman. Selain itu, pendekatan ini juga menghindari diet terlalu ketat dan juga memberikan makanan yang memiliki nutrisi lebih untuk Si Kecil.

Setelah Bunda mengetahui makanan yang perlu dihindari untuk Si Kecil, Bunda dapat memberikan menu pengganti yang kaya akan nutrisi. Contohnya, jika Si Kecil alergi terhadap susu sapi, Bunda bisa menggantinya dengan susu almond atau kedelai. Penting sekali untuk Bunda mengetahui menu pengganti ini tetap memenuhi kebutuhan gizi Si Kecil. Supaya lebih jelas, Bunda bisa berkonsultasi dengan dokter anak atau ahli gizi agar nutrisi Si Kecil tetap terpenuhi.

Mengetahui hasil dari tes kadar IgE dapat membantu Bunda menghindari komplikasi serius yang dapat timbul dari reaksi alergi. Dengan menghindari alergen yang sudah teridentifikasi, risiko terjadinya reaksi alergi dapat dikurangi. Selain itu, Bunda juga perlu melakukan pemantauan ketat terhadap makanan yang dikonsumsi Si Kecil guna mencegah reaksi alergi sejak dini.

Bunda yang begitu memahami secara mendalam mengenai sensitivitas makanan melalui data IgE, memungkinkan Bunda tidak hanya merancang pola makan yang aman, tapi juga mendukung pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil secara optimal. Dengan memastikan nutrisi Si Kecil tercukupi meskipun menggunakan menu pengganti, Si Kecil tetap dapat tumbuh dengan sehat dan aktif. Cara-cara seperti ini akan berdampak kedepannya, karena dapat membangun kebiasaan mengkonsumsi makanan sehat hingga dewasa nanti.

Apabila hasil dari tes kadar IgE cukup tinggi terhadap makanan tertentu, sudah saatnya Bunda mulai mencari menu makanan pengganti yang aman untuk dikonsumsi tanpa memicu reaksi alergi. Contohnya jika Si Kecil mempunyai alergi terhadap protein hewani, Bunda bisa menghindarinya dengan mencari makanan yang tidak mengandung protein tersebut. Cari tahu contoh makanan pengganti di sini Makanan Pengganti Akibat Alergi Protein Hewani.

Sumber:

  • Benioff Children’s Hospitals. Managing Food Allergies. https://www.ucsfbenioffchildrens.org/education/managing-food-allergies. Diakses 20 Mei 2025.

  • Children’s Hospital of Philadelphia. What are IgE-mediated food allergies?https://www.chop.edu/conditions-diseases/ige-mediated-food-allergies. Diakses 20 Mei 2025.

  • ALPCO. The Role of IgE and IgG in Allergy Testing. https://www.alpco.com/resources/the-role-of-ige-and-igg-in-allergy-testing. Diakses 20 Mei 2025.





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu
bannerinside bannerinside
allysca