Beranda Artikel Alergi Mencegah Bahaya dari Alergi Kucing pada Anak

Mencegah Bahaya dari Alergi Kucing pada Anak

2024/04/23 - 08:48:48am     oleh Morinaga Soya
alergi kucing pada anak

Alergi kucing pada Si Kecil dapat membahayakan dirinya jika alergi ini sampai memicu serangan asma. Namun, Bunda pasti sulit melepaskan kucing kesayangan di rumah. Nah, yuk simak cara memelihara kucing tanpa mengganggu kesehatan Si Kecil.

Bagaimana Cara Mengetahui Si Kecil yang Alergi Kucing?

Si Kecil yang mengalami alergi kucing biasanya cenderung bersin dan menggosok mata ketika berada di dekat hewan ini. Kemudian, dalam hitungan menit atau jam, tubuhnya akan bereaksi dengan menunjukkan gejala alergi.

Gejala

Alergen pada kucing biasanya terdapat pada bulunya, urin dan air liurnya. Alergen terbawa melalui udara lalu mendarat ke segala permukaan benda, sehingga tersentuh atau terhirup oleh Si Kecil ketika bermain di rumah. Jika partikel tersebut terhirup, ia akan mengalami gejala berikut ini:

  • Bersin-bersin, hidungnya berair, tersumbat, atau gatal.
  • Matanya merah, berair dan gatal.
  • Mengalami ruam, gatal-gatal, terutama setelah ada kontak dengan kucing melalui gigitan, jilatan, dan cakaran pada kulitnya.
  • Tenggorokan atau telinga bagian dalam terasa sangat gatal.

Cara Diagnosis

Cara terbaik untuk mengetahui apakah ia benar mengalami alergi dapat dilakukan melalui tes alergi, seperti tes kulit atau tes darah.

Tes kulit berupa skin prick test digunakan untuk mengidentifikasi alergi dan memastikan reaksinya melalui kulit. Sedangkan tes darah menggunakan pengukuran imunoglobulin yang spesifik bagi alergi kucing.

Apabila hasil tes-tes tersebut positif, maka Si Kecil akan dinyatakan memiliki alergi pada hewan tersebut.

Risiko Alergi Kucing pada Anak yang Mengidap Asma

Asma tidak selalu disebabkan oleh alergi, tetapi umumnya sebagian besar anak yang menderita asma juga memiliki resiko alergi kucing. Kehadiran hewan tersebut menyebabkan lingkungan banyak terkontaminasi oleh bulunya yang dapat terhirup oleh anak, sehingga dapat menyulitkan anak ini jika berada di situ.

Oleh karena itu, Bunda harus mewaspadai dan memperhatikan interaksi Si Kecil dengan hewan tersebut di rumah, agar Si Kecil tidak sampai mengalami serangan asma jika bermain dengan hewan kesayangannya itu.

Cara Membatasi Paparan Alergen Kucing di Rumah

Jika Bunda memelihara kucing di rumah, ada beberapa cara untuk membantu meminimalkan paparan alergen di rumah.

Jaga Kebersihan Rumah

Menjaga kebersihan rumah akan membantu menghilangkan partikel alergen yang berterbangan yang menempel pada barang. Bunda perlu rutin menyapu, mengepel rumah dan membersihkan permukaan barang-barang yang biasa diakses Si Kecil.

Bersihkan juga perabot secara teratur, terutama pada bahan yang berlapis kain, sebab alergen cenderung lebih banyak terjebak pada bahan kain daripada bahan seperti kayu, vinil, atau kulit. Bunda juga perlu mengganti lantai karpet dengan lantai kayu, ubin, atau keramik sehingga mudah dibersihkan.

Batasi Ruangan yang Boleh Diakses Kucing

Menjaga kebersihan kamar tidur sebagai zona bebas hewan peliharaan. Jauhkan hewan tersebut dari kamar tidur Si Kecil, sehingga ia memiliki zona yang lebih aman dan nyaman terhadap alergen, apalagi saat ia tidur.

Bersihkan Kucing Secara Rutin

Rutin memandikan dan merawat hewan peliharaan, setidaknya sekali dalam seminggu untuk membantu meminimalisir adanya alergen. Cara ini juga berguna untuk mengurangi jumlah bulu dan air liurnya yang mengering pada bulunya.

Rajin Mencuci Tangan

Selalu ingat untuk menjaga kebersihan tangan Bunda dan Si Kecil, segera mencuci tangan usai bermain dengan kucing. Selain itu, ajari ia untuk tidak menyentuh wajahnya ketika bermain dan setelah mengelus hewannya.

Gunakan Filter Udara

Filter udara (HEPA) dirancang untuk menahan debu dan partikel lainnya. Bunda dapat memasangnya pada pendingin udara dan air purifier untuk membantu mengurangi alergen.

Bun, jika Si Kecil mengalami gejala alergi ringan seperti yang dijelaskan sebelumnya, pengobatan di rumah kemungkinan besar akan efektif. Namun, jika gejalanya tergolong parah, maka sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.

Dokter akan mendiagnosa alerginya melalui tes alergi yang komprehensif. Tes ini dilakukan untuk mengetahui reaksi tubuh terhadap alergen penyebabnya, sehingga dapat meminimalisir munculnya gejala hipersensitif di kemudian hari.

Oleh karena itu, penting melakukan tes terutama jika Si Kecil pernah mengalami gejala sebelumnya. Sebagai persiapan Bunda sebelum melakukan pengecekan tersebut, mari intip berapa kisaran biaya tes alergi untuk Si Kecil di sini: Berapa Biaya Tes Alergi Lengkap untuk Si Kecil?

Referensi:

  • Healthy Children. Cats and Children with Asthma. Diakses pada tanggal 21 Maret 2024. https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/allergies-asthma/Pages/Cats-and-Children-with-Asthma.aspx

  • Wyndly. Can a Child Grow out of Cat Allergy? Diakses pada tanggal 21 Maret 2024. https://www.wyndly.com/blogs/learn/can-a-child-grow-out-of-cat-allergy

  • Ankit Parakh. Does your Child Suffer form Allergies. Diakses pada tanggal 21 Maret 2024. https://www.ankitparakh.com/does-your-child-suffer-from-allergies-and-you-have-a-pet-at-home-your-child-can-be-allergic-to-the-cat/





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu