Beranda Artikel Alergi Cara Mengatasi Kolik pada Bayi dan Gejala Umumnya

Cara Mengatasi Kolik pada Bayi dan Gejala Umumnya

2023/10/28 - 04:53:14pm     oleh Morinaga Soya
Cara Mengatasi Kolik pada Bayi dan Gejala Umumnya

Kolik adalah kondisi ketika bayi menangis tanpa henti selama berjam-jam dan tanpa alasan yang jelas. Kondisi ini bisa berlangsung lebih dari 3 jam dalam sehari dan umumnya terjadi setidaknya selama 3 hari dalam seminggu.

Untuk membantu Bunda bisa membedakan mana tangisan biasa dan kolik, artikel ini akan menjelaskan mulai dari gejala, penyebab, dan cara tepat penanganannya. Yuk simak selengkapnya.

Penyebab Kolik pada Bayi

Hingga saat ini, masih belum diketahui penyebab pasti dari kolik. Namun, ada beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya kolik, yaitu:

  • Sistem pencernaan yang belum sempurna.
  • Ketidakseimbangan bakteri sehat dalam saluran pencernaan Si Kecil.
  • Alergi atau intoleransi makanan.
  • Terlalu banyak makan, kurang makan, atau jarang bersendawa.
  • Stress atau kecemasan pada Si Kecil.

Dari penyebab di atas ada satu pemicu yang mesti Bunda kenali perbedaannya, yakni di poin ketiga tentang alergi makanan dan intoleransi makanan. Satu hal yang perlu ditekankan bahwa keduanya tidaklah sama dan reaksi alergi yang ditimbulkannya pun berbeda. Untuk mengenali perbedaan keduanya, yuk Bun cari tahu lebih dalam tentang perbedaan intoleransi makanan dan alergi makanan.

Gejala Kolik pada Bayi

Mungkin Bunda akan bingung membedakan mana tangisan biasa dan mana tangisan yang disebabkan oleh kolik. Untuk memastikan seperti apa tanda kolik pada bayi, berikut penjelasannya:

  • Tangisan intens yang terlihat seperti berteriak atau ekspresi kesakitan.
  • Menangis tanpa alasan yang jelas, tidak seperti menangis untuk mengekspresikan rasa lapar atau kebutuhan untuk mengganti popok.
  • Si Kecil sangat rewel, bahkan setelah menangis telah berkurang.
  • Waktu yang dapat diprediksi, dengan episode yang sering terjadi di malam hari.
  • Perubahan warna wajah, seperti kulit yang memerah.
  • Tubuh yang menegang, seperti kaki ditarik ke atas, lengan kaku, tangan mengepal, punggung melengkung, atau perut menegang.

Si Kecil yang sering menangis di tiga bulan pertama kehidupannya merupakan hal yang normal karena ini merupakan proses adaptasi dengan dunia luar. Selain itu, tangisan juga merupakan salah satu cara bayi berkomunikasi dengan orang di sekitarnya, misalnya karena lapar atau tidak nyaman. Akan tetapi, jika tangisan ini lebih dari 3 jam dan disertai dengan rewel, besar kemungkinan Si Kecil mengalami kolik.

Selain itu, rewel pada Si Kecil yang baru lahir juga bisa menunjukkan adanya infeksi, terutama pada tali pusarnya. Oleh karena itu, penting bagi Bunda mengenali kondisi dan paham merawat bayi baru lahir agar kondisi ini tidak terjadi. Untuk pencegahan hal ini terjadi, yuk baca: Cara Merawat Tali Pusar Bayi Agar Tidak Infeksi.

Gejala Kolik yang Perlu Diwaspadai

Kolik pada umumnya bukanlah kondisi yang berbahaya, tetapi kondisi ini bisa berubah menjadi masalah serius dan berisiko jika Si Kecil menunjukkan beberapa gejala seperti berikut ini.

  • Berat badan berhenti bertambah
  • Tidak mampu menghisap botol minumnya dengan baik
  • Selera minum susu menurun
  • Muntah-muntah, terutama berwarna hijau atau terdapat darah
  • Mengalami diare
  • Terdapat darah pada tinja
  • Demam di atas 38°C
  • Perubahan drastis dalam pola menangis
  • Mudah emosi saat dipegang atau disentuh
  • Pernafasan menjadi lebih cepat
  • Gampang mengantuk dan lesu

Berapa Lama Kolik pada Bayi Akan Hilang?

Kolik pada Si Kecil biasanya mulai muncul pada usia sekitar 6 minggu. Kondisi ini bisa sembuh sendirinya saat Si Kecil berusia 3 sampai 4 bulan. Namun, di beberapa kasus, kolik baru bisa hilang sepenuhnya pada usia 6 bulan.

Periode ini mungkin sangat menantang bagi Bunda karena Si Kecil bisa menangis dengan sangat keras dan intens, terutama di malam hari. Namun, penting diingat bahwa kolik umumnya bukan tanda masalah kesehatan yang serius, dan kondisi ini akan mereda seiring dengan pertumbuhan Si Kecil.

Jika kolik terus berlanjut setelah Si Kecil mencapai usia 6 bulan, Bunda perlu membawanya ke dokter untuk dilakukan diagnosa kesehatan pada Si Kecil.

Cara Mendiagnosis Kolik

Diagnosis kolik dilakukan oleh dokter dengan melakukan pemeriksaan fisik untuk memastikan tidak ada gangguan kesehatan yang memicu tangisan tersebut selain kolik.

Selanjutnya dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan terkait gejala dan riwayat kesehatan Si Kecil, seperti:

  • Seberapa lama dan sering Si Kecil menangis?
  • Apakah Bunda mengetahui apa yang sering menjadi pemicu tangisannya?
  • Apa yang Bunda lakukan untuk menenangkan tangisan Si Kecil?

Cara Mengatasi Kolik pada Si Kecil

Beberapa Bunda kebingungan ketika menghadapi Si Kecil yang mengalami kolik. Padahal dengan memahami apa penyebabnya dapat membantu Bunda memberikan penangan yang tepat pada Si Kecil. Untuk memudahkan Bunda mengatasi masalah ini, berikut beberapa hal yang bisa Bunda terapkan.

  • Sering menyendawakan Si Kecil untuk mengurangi jumlah udara yang ditelan saat menyusu.
  • Pastikan Si Kecil tidak merasa lapar. Perhatikan tanda-tanda yang diberikan Si Kecil ketika lapar atau sudah kenyang.
  • Mengganti posisi Si Kecil, sehingga Si Kecil merasa nyaman.
  • Memberikan Si Kecil benda-benda yang menarik untuk dilihat, seperti benda-benda dengan berbagai bentuk, warna, tekstur, dan ukuran.
  • Bicaralah dengan Si Kecil atau bersenandung dengan lembut.
  • Menimang Si Kecil.
  • Mengajak Si Kecil berkeliling rumah.
  • Memandikan Si Kecil dengan air hangat.

Dampak Kolik Terhadap Orang Tua

Ketidakpahaman bagaimana cara mengatasi masalah kolik pada Si Kecil menyebabkan muncul stres pada orang tua. Dilansir dari Mayo Clinic, terdapat beberapa masalah yang dialami oleh orang tua ketika menghadapi kolik pada bayi, antara lain:

  • Meningkatnya risiko depresi
  • Menghentikan pemberian ASI lebih dini
  • Menjadi lebih emosional dan mudah kelelahan

Di kondisi ini kemungkinan adanya potensi perlakuan yang tidak tepat pada Si Kecil sangatlah besar. Contohnya adalah terjadi shaken baby syndrome, yaitu gejala yang timbul akibat adanya guncangan keras di kepala bayi. Guncangan ini memiliki dampak buruk yang bisa menyebabkan cedera otak berat. Dampak ini sangat fatal dan bahkan bisa menimbulkan kerusakan permanen pada otak Si Kecil.

Untuk menghindari hal seperti ini, penting bagi orang tua untuk mengenali kolik dan cara mengatasinya dengan benar agar tidak terjadi risiko fatal pada Si Kecil.

Sekarang Bunda sudah tahu ya bahwa terjadinya kolik dapat dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk alergi. Tak hanya kolik, alergi pada Si Kecil juga seringkali menimbulkan pembengkakan atau angioedema. Cari tahu lebih lanjut tentang angioedema, yuk Bunda.

Referensi:

  • Mayo Clinic. Colic. Diakses pada tanggal 18 Desember 2023. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/colic/symptoms-causes/syc-20371074

  • Johns Hopkins Medicine. Colic. Diakses pada tanggal 18 Desember 2023. https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/colic

  • Cleveland Clinic. Colic. Diakses pada tanggal 18 Desember 2023. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/10823-colic





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu