Beranda Artikel 13-36 Bulan Gejala Dehidrasi pada Anak dan Cara Mengatasinya

Gejala Dehidrasi pada Anak dan Cara Mengatasinya

2023/07/28 - 06:55:21pm     oleh Morinaga Soya
Gejala Dehidrasi pada Anak dan Cara Mengatasinya

Dehidrasi pada anak terjadi ketika Si Kecil kehilangan lebih banyak cairan daripada yang masuk ke dalam tubuhnya. Meski pada dasarnya kondisi ini dibagi menjadi beberapa tingkat, Bunda perlu waspada karena kondisi ini bisa berbahaya jika tidak ditangani dengan tepat.

Untuk mengenali seperti apa tanda dehidrasi pada Si Kecil, yuk Bun baca artikel ini serta pelajari juga penyebab dan cara tepat mengatasinya.

Penyebab Dehidrasi pada Anak

Dehidrasi pada anak tidak selalu disebabkan oleh kurangnya asupan cairan. Kondisi ini juga bisa dipicu oleh faktor lain, seperti:

  • Muntah atau diare yang parah.
  • Si Kecil mengalami demam.
  • Pengaruh obat-obatan, seperti diuretik yang memicu peningkatan frekuensi buang air kecil.
  • Berkeringat berlebihan karena aktivitas fisik.
  • Cuaca panas.
  • Si Kecil berusia kurang dari 6 bulan juga lebih mudah berpotensi mengalami dehidrasi.

Anak-anak dan bayi lebih rentan mengalami dehidrasi karena cadangan cairan dalam tubuh mereka masih tergolong kecil. Dehidrasi yang parah bisa menyebabkan kerusakan pada otak jika tidak ditangani dengan segera.

Anak-anak dan orang dewasa kehilangan cairan tubuh secara terus-menerus melalui aktivitas sehari-hari. Cairan tubuh bisa hilang melalui proses penguapan dari kulit, pernapasan, menangis, berkeringat, buang air kecil, dan buang air besar. Si Kecil biasanya mendapatkan asupan cairan dari makanan dan minuman setiap hari. Namun, ada kalanya Si Kecil kehilangan lebih banyak cairan dari biasanya.

Tanda-tanda Dehidrasi pada Anak

Dehidrasi pada anak bisa dibagi menjadi dua kategori, yaitu ringan dan parah. Berikut adalah beberapa gejala yang mungkin terjadi pada anak saat mengalami dehidrasi:

Gejala Dehidrasi Ringan

  • Frekuensi buang air kecil menjadi lebih jarang dari biasanya
  • Mulut terasa kering
  • Air mata yang keluar saat menangis menjadi lebih sedikit
  • Terlihat kurang aktif saat bermain
  • Kepala menjadi lebih lunak dan terlihat cekung pada bayi atau balita
  • Kotoran menjadi lebih encer akibat diare
  • Penurunan pergerakan usus jika muntah

Gejala Dehidrasi Parah

  • Menjadi lebih rewel
  • Terlihat lebih sering mengantuk dibanding biasanya
  • Mata terlihat lebih cekung
  • Tangan dan kaki menjadi dingin atau bahkan berubah warna
  • Kulit terlihat lebih keriput
  • Frekuensi buang air kecil menjadi jarang, bahkan hanya 1-2 kali dalam sehari

Selain gejala di atas, ada beberapa hal lain yang bisa dijadikan indikator dehidrasi pada anak, seperti kondisi umum Si Kecil, kondisi ubun-ubun besar, pola napas dan denyut nadi, produksi air mata dan kondisi selaput lendir, serta produksi urin dan perubahan warna urin.

Perlu juga diketahui, ketika memasuki dehidrasi sedang, napas mulai dalam dan denyut nadi menjadi lebih cepat namun lemah. Yuk ketahui lebih lanjut terkait denyut nadi normal pada anak sesuai usianya, pada artikel berikut ini yaa: Bunda Harus Tahu. Tanda-Tanda Vital (TTV) Pada Anak.

3 Tingkat Dehidrasi

Pada umumnya dehidrasi dibagi menjadi 3 kategori. Perbedaan yang mudah dikenali dari ketiga kategori ini adalah bagaimana cara penanganannya. Berikut klasifikasi tingkat dehidrasi:

  • Ringan: Si Kecil hanya perlu mengonsumsi lebih banyak cairan. Disarankan untuk minuman yang mengandung elektrolit setiap kali Si Kecil mengalami muntah, diare, maupun keringat berlebih.
  • Sedang: Penanganan kondisi ini perlu memberikan infus pada Si Kecil sehingga ketika mengalami kondisi ini, Bunda perlu bantuan tenaga medis.
  • Parah: Kondisi yang harus segera mendapat perawatan dari dokter maupun perlu dibawa ke rumah sakit untuk mendapat penanganan darurat medis.

Untuk lebih mudah mengetahui sejauh mana level dehidrasi Si Kecil, sangat lebih baik Bunda berkonsultasi dengan dokter agar dilakukan diagnosis dan perawatan yang tepat berdasar kategorinya.

Efek Dehidrasi yang Membahayakan

Dehidrasi tidak boleh disepelekan ya Bun karena kondisi ini dapat memicu beberapa komplikasi yang lebih serius, antara lain:

  • Ketidakseimbangan elektrolit pada tubuh.
  • Berpotensi mengalami heatstroke.
  • Mengalami masalah pada ginjal.
  • Berpotensi menyebabkan koma dan kematian.

Mengingat dampak masalah ini cukup serius, pastikan Bunda sigap dalam mengenali gejala dan memberi pertolongan pertama yang tepat ketika Si Kecil mengalami kondisi ini.

Cara Mengatasi Dehidrasi pada Anak

Jika Si Kecil menunjukkan tanda-tanda dehidrasi ringan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasinya:

  • Berikan asupan cairan yang cukup. Jika Si Kecil masih berusia di bawah 6 bulan, berikan ASI lebih banyak. Jika berusia di atas 6 bulan atau 1 tahun ke atas, berikan air putih atau cairan lain.
  • Berikan buah dan sayur yang mengandung banyak air. Beberapa jenis buah dan sayur yang bisa diberikan antara lain semangka, melon, jeruk, pir, timun, stroberi, kembang kol, bengkoang, seledri, dan selada.
  • Berikan waktu istirahat yang cukup kepada Si Kecil.
  • Hindari minuman yang mengandung kafein

Mengutip dari Kids Health, Bunda harus awas akan tanda dehidrasi sedini mungkin agar bisa tanggap dengan cepat. Bunda bisa melakukan penanganan mandiri di atas ketika Si Kecil menunjukan gejala dehidrasi ringan.

Kapan Harus Menghubungi Dokter?

Terdapat beberapa indikasi atau gejala yang perlu Bunda ketahui karena jika hal ini muncul pada Si Kecil, Bunda perlu segera membawanya ke dokter untuk dilakukan diagnosis dan perawatan.

Berikut tanda-tanda yang perlu diwaspadai, antara lain:

  • Tidak mau minum selama lebih dari berjam-jam
  • berusia di bawah 1 tahun dan hanya minum oralit (tanpa ASI atau susu formula) selama 24 jam
  • Muntah berkali-kali dalam 24 jam
  • Muntah berwarna hijau terang, merah, atau cokelat
  • Susah makan lebih dari 3-4 hari
  • Memiliki tanda-tanda dehidrasi seperti mulut kering maupun jarang buang air kecil (atau lebih sedikit popok basah pada bayi).
  • Rewel dan menjadi kurang aktif
  • Gejala dehidrasi makin parah

Bunda bisa mengikuti cara yang telah disebutkan di atas dan memberikan susu formula untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Namun, jika Si kecil alergi susu sapi, Bunda bisa memberikan susu alternatif yang lebih aman. Baca artikel berikut untuk mendapatkan rekomendasi susu alternatif yang aman yuk: 3 Rekomendasi Susu Formula untuk Si Kecil yang Alergi Susu.

Selain itu, jika kondisi Si Kecil tidak membaik dalam waktu 12 jam, atau malah bertambah parah, segera bawa Si Kecil ke dokter untuk mendapatkan penanganan medis. Jika dehidrasi terjadi karena diare, segera bawa Si Kecil ke dokter agar dapat ditangani dengan tepat.

Memahami dan mengenali tanda-tanda dehidrasi pada anak sangat penting untuk menjaga kesehatan Si Kecil. Dengan pengetahuan ini, Bunda bisa segera mengambil tindakan yang tepat jika Si Kecil menunjukkan gejala dehidrasi.

Referensi:

  • Kids Health. Dehydration. Diakses pada tanggal 18 Desember 2023. https://kidshealth.org/en/parents/dehydration.html

  • Cleveland Clinic. Dehydration. Diakses pada tanggal 18 Desember 2023. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9013-dehydration

  • The Royal Children's Hospital. Dehydration. Diakses pada tanggal 18 Desember 2023. https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/Dehydration/





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu