Beranda Artikel 13-36 Bulan 5 Ciri Dehidrasi pada Anak yang Perlu Diwaspadai

5 Ciri Dehidrasi pada Anak yang Perlu Diwaspadai

2024/05/02 - 05:32:02pm     oleh Morinaga Soya
Gejala Dehidrasi pada Anak dan Cara Mengatasinya

Dehidrasi terjadi ketika Si Kecil kehilangan lebih banyak cairan yang dapat berakibat serius jika tidak segera diatasi. Si Kecil yang mengalami masalah ini umumnya menunjukkan gejala seperti mulut kering, badan lemas, dan intensitas buang air kecil menjadi berkurang.

Saat Bunda melihat kondisi seperti ini segera berikan penangan yang tepat seperti, menjaga asupan cairannya dan berikan waktu istirahat yang cukup. Untuk Bunda yang ingin tahu penanganan selengkapnya, yuk baca artikel ini.

Ciri-ciri Dehidrasi pada Anak

Si Kecil yang dehidrasi akan menunjukkan beberapa tanda, seperti merasa haus, badan terlihat lemah, hingga mulut kering. Berikut penjelasan mengenai ciri dehidrasi.

Merasa Haus

Salah satu ciri yang paling mencolok dari dehidrasi pada Si Kecil adalah ketika ia terus-menerus merasa haus. Ketika tubuh kehilangan banyak cairan, sinyal haus menjadi lebih intens, dan Si Kecil mungkin sering meminta minum atau mencari cairan.

Penting untuk memperhatikan tanda-tanda ini karena anak-anak sering kali tidak mengungkapkan rasa haus dengan jelas, terutama jika mereka terlalu sibuk bermain atau tidak sadar akan pentingnya minum.

Bunda perlu memahami bahwa merasa haus tidak hanya terjadi ketika Si Kecil merasa terlalu kering atau panas. Bahkan dalam cuaca yang sejuk, aktivitas fisik yang intens atau sakit yang menyebabkan demam dapat menyebabkan dehidrasi.

Oleh karena itu, Bunda perlu memperhatikan kebutuhan cairan Si Kecil secara teratur dan memastikan ia minum cukup air, terutama dalam situasi-situasi yang berpotensi meningkatkan risiko dehidrasi.

Badan Kurang Energi

Dehidrasi seringkali membuat Si Kecil terlihat lesu dan tidak berenergi. Hal ini disebabkan oleh penurunan volume cairan dalam tubuh yang mengganggu fungsi metabolisme dan sirkulasi nutrisi serta oksigen ke seluruh tubuh.

Hal ini juga dapat Bunda perhatikan jika Si Kecil tampak lesu atau kelelahan sekalipun terlah mendapatkan istirahat yang cukup. Hal ini bisa menjadi pertanda bahwa tubuhnya mengalami kekurangan cairan yang perlu segera diatasi.

Frekuensi Buang Air Kecil Menurun

Perubahan pada frekuensi buang air kecil bisa menjadi tanda dehidrasi. Jika Bunda menyadari bahwa Si Kecil buang air kecil lebih jarang dari biasanya, ini bisa jadi tanda ia tidak mendapatkan cukup cairan.

Ketika tubuh kekurangan cairan, ginjal berusaha mempertahankan cairan dengan mengurangi produksi urin. Hal ini dapat menyebabkan Si Kecil tidak buang air kecil sebanyak biasanya atau urinnya menjadi lebih sedikit dan lebih pekat.

Urine Berwarna Pekat dan Berbau

Urine yang lebih pekat dan berwarna gelap serta berbau tajam dari biasa merupakan indikator lain SI Kecil mengalami dehidrasi. Ini menunjukkan bahwa cairan dalam tubuh Si Kecil tidak cukup untuk mengencerkan zat yang dikeluarkan.

Selain itu, Bunda juga perlu memperhatikan apakah Si Kecil mengalami iritasi pada area genitalnya. Urin yang pekat dan berbau dapat mengiritasi kulit di sekitar area panggul, menyebabkan ketidaknyamanan atau bahkan ruam kulit.

Mulut Kering

Mulut yang terasa kering atau bibir pecah-pecah adalah gejala umum lainnya yang menunjukkan kekurangan cairan. Bunda mungkin juga akan melihat bahwa Si Kecil memiliki lebih sedikit air liur. Selain itu, gejala ini biasanya juga disertai dengan rongga mulut yang terlihat lebih kering.

Mulut kering juga dapat menyebabkan Si Kecil merasa tidak nyaman atau kesulitan menelan makanan atau minuman.

Penyebab Umum Dehidrasi pada Anak

Dehidrasi pada Si Kecil tidak hanya disebabkan karena kurangnya mengonsumsi air. Beberapa faktor lain juga dapat meningkatkan risiko dehidrasi, misalnya:

  • Muntah atau diare yang parah.

  • Si Kecil mengalami demam.

  • Pengaruh obat-obatan, seperti diuretik yang memicu peningkatan frekuensi buang air kecil.

  • Berkeringat berlebihan karena aktivitas fisik.

  • Cuaca panas.

  • Si Kecil berusia kurang dari 6 bulan juga lebih mudah berpotensi mengalami dehidrasi.

Anak-anak dan bayi lebih rentan mengalami dehidrasi karena cadangan cairan dalam tubuhnya masih tergolong kecil. Selain itu, dehidrasi yang parah bisa menyebabkan kerusakan pada otak jika tidak ditangani dengan segera.

Anak-anak dan orang dewasa kehilangan cairan tubuh secara terus-menerus melalui aktivitas sehari-hari. Cairan tubuh bisa hilang melalui proses penguapan dari kulit, pernapasan, menangis, berkeringat, buang air kecil, dan buang air besar.

Langkah-langkah Mengatasi Dehidrasi

Untuk mengatasi dehidrasi pada Si Kecil, ada beberapa hal yang bisa Bunda berikan agar gejala yang dialaminya tidak semakin parah, yaitu:

  • Berikan asupan cairan yang cukup. Jika Si Kecil masih berusia di bawah 6 bulan, berikan ASI lebih banyak. Jika berusia di atas 6 bulan atau 1 tahun ke atas, berikan air putih atau cairan lain.

  • Berikan buah dan sayur yang mengandung banyak air. Beberapa jenis buah dan sayur yang bisa diberikan antara lain semangka, melon, jeruk, pir, timun, stroberi, kembang kol, bengkoang, seledri, dan selada.

  • Berikan waktu istirahat yang cukup kepada Si Kecil.

  • Hindari minuman yang mengandung kafein

Kapan Harus Mencari Bantuan Medis

Jika Si Kecil menunjukkan tanda-tanda dehidrasi yang semakin parah, seperti tidak responsif, tidak buang air kecil selama 12 jam, dan pusing maka perlu membawanya segera ke dokter.

Selain itu beberapa tanda lainnya yang perlu diwaspadai, seperti:

  • Tidak mau minum selama lebih dari berjam-jam

  • berusia di bawah 1 tahun dan hanya minum oralit (tanpa ASI atau susu formula) selama 24 jam

  • Muntah berkali-kali dalam 24 jam

  • Muntah berwarna hijau terang, merah, atau cokelat

  • Susah makan lebih dari 3-4 hari

  • Memiliki tanda-tanda dehidrasi seperti mulut kering maupun jarang buang air kecil (atau lebih sedikit popok basah pada bayi).

  • Rewel dan menjadi kurang aktif

  • Gejala dehidrasi makin parah

Memahami dan mengenali tanda-tanda dehidrasi pada Si Kecil sangat penting untuk menjaganya dari risiko yang lebih serius. Dengan solusi ini, Bunda bisa segera mengambil tindakan yang tepat jika Si Kecil menunjukkan masalah tersebut.

Bunda bisa mengikuti cara yang telah disebutkan di atas dan memberikan susu formula untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya selama ia mengalami dehidrasi. Namun, jika Si kecil alergi susu sapi, Bunda bisa memberikan susu alternatif yang lebih aman. Baca artikel berikut untuk mendapatkan rekomendasi susu yang aman: 3 Rekomendasi Susu Formula untuk Si Kecil yang Alergi Susu

Referensi:

  • Kids Health. Dehydration. Diakses pada tanggal 18 Desember 2023. https://kidshealth.org/en/parents/dehydration.html

  • Cleveland Clinic. Dehydration. Diakses pada tanggal 18 Desember 2023. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9013-dehydration

  • The Royal Children's Hospital. Dehydration. Diakses pada tanggal 18 Desember 2023. https://www.rch.org.au/kidsinfo/fact_sheets/Dehydration/





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu