Beranda Artikel 0-12 Bulan Penyebab Bayi Gumoh dan Cara Efektif Mengatasinya

Penyebab Bayi Gumoh dan Cara Efektif Mengatasinya

2023/07/25 - 10:24:47am     oleh Morinaga Soya
Penyebab Bayi Gumoh dan Cara Efektif Mengatasinya

Gumoh adalah kondisi dimana bayi mengeluarkan susu yang baru saja ditelannya dan merupakan kondisi yang normal, terutama saat berusia dibawah satu tahun. Meski begitu, dalam beberapa kasus, gumoh bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan. Untuk mengetahui lebih lanjut terkait penyebab gumoh pada bayi, gejala yang perlu diwaspadai, dan cara mengatasinya, baca artikel ini sampai selesai, ya.

Penyebab Bayi Gumoh

Gumoh pada bayi terjadi karena susu yang sudah ditelan kembali naik ke kerongkongan. Hal ini disebabkan karena beberapa hal, seperti:

Ukuran Lambung yang Kecil

Mengutip dari IDAI dan situs Kemenkes RI, gumoh rentan terjadi pada Si Kecil karena ukuran lambungnya masih sangat kecil, yaitu sebesar kelereng hanya mampu menampung kapasitas sebesar 60 hingga 90ml. Selain itu, katup kerongkongan Si Kecil juga belum terbentuk dengan sempurna dan ototnya masih lemah, sehingga tidak bisa menahan isi lambung dengan optimal.

Oleh karena itu, saat Si Kecil minum susu terlalu banyak, susu yang telah berada di lambung akan kembali mengalir melalui kerongkongan dan mulut. Kondisi ini umumnya terjadi pada Si Kecil yang berusia dibawah 6 bulan.

Menelan Udara Terlalu Banyak Saat Menyusu

Bunda, mengutip dari situs Kemenkes, muntah setelah menyusu juga bisa terjadi karena Si Kecil menelan terlalu banyak udara saat menyusui. Bunda, posisi menyusui yang tidak tepat, serta terburu-buru saat menyusu karena Si Kecil terlalu lapar dapat menyebabkan udara ikut masuk ke dalam saluran pernapasannya.

Oleh karena itu, penting untuk memposisikan Si Kecil dengan tepat saat menyusui, dan memastikan Si Kecil mendapatkan ASI secara berkala sehingga ia tidak sampai kelaparan.

Perbedaan Gumoh dan Muntah pada Bayi

Perlu Bunda ketahui, gumoh dan muntah adalah dua hal yang berbeda. Muntah terjadi ketika ada dorongan dan kontraksi yang kuat dari otot perut untuk mengeluarkan isi lambung.

Sementara gumoh, cairan akan mengalir dengan mudah tanpa adanya tekanan dari perut Si Kecil. Gumoh juga biasanya terjadi bersamaan dengan sendawa, tersedak, batuk, menangis, atau ketika bayi menolak makanan.

Tahukah Bunda bahwa gumoh juga bisa menjadi penyebab munculnya beruntusan pada Si Kecil. Hal ini terjadi karena kulitnya yang masih sensitif sehingga mudah mengalami iritasi. Informasi lengkap terkait ini, yuk baca: Penyebab Beruntusan pada Bayi dan Cara Tepat Mengatasinya.

Ciri Gumoh yang Berbahaya

Terdapat beberapa gejala tertentu yang dapat mengindikasikan bahwa gumoh yang terjadi pada Si Kecil dapat menunjukkan masalah yang lebih serius. Jika gumoh disertai dengan gejala berikut, Bunda perlu segera membawa Si Kecil ke dokter.

  • Berat badan tidak bertambah.
  • Memuntahkan cairan berwarna hijau atau kuning.
  • Muntah yang disertai dengan darah.
  • Si Kecil berkali-kali menolak menyusu.
  • Terdapat darah pada tinja.
  • Muncul tanda-tanda kesulitan bernapas.
  • Mulai gumoh di usia 6 bulan atau lebih.
  • Intensitas menangis lebih panjang, misalnya lebih dari 3 jam sehari.
  • Popok jarang basah.

Cara Mengatasi Bayi Gumoh

Untuk mengatasi bayi gumoh, ada beberapa strategi yang bisa Bunda coba:

  • Posisi kepala bayi lebih tegak: Ketika memberikan Si Kecil ASI atau makanan padat, selalu posisikan kepalanya agar lebih tegak atau berada lebih tinggi dari tubuhnya. Usai menyusui, pastikan untuk menjaga posisi tegak Si Kecil selama setidaknya 20-30 menit atau lebih untuk membuat makanan atau susu yang baru ia konsumsi tetap berada di dalam lambung.
  • Hindari tekanan: Pastikan tidak ada tekanan pada perut bayi setidaknya selama 30 menit setelah makan untuk mencegah gumoh. Pemakaian celana atau popok yang terlalu ketat juga harus dihindari oleh Bunda guna mencegahnya terlalu menekan perut bayi.
  • Bantu Si Kecil bersendawa: Setelah menyusui, usahakan untuk membuat Si Kecil bersendawa ya, Bunda. Ini dilakukan agar udara yang terlanjur masuk dapat dikeluarkan.
  • Menyusui di tempat tenang: Usahakan untuk mencari tempat yang dan bebas dari gangguan terutama bila Bunda menyusui di luar rumah. Ruangan bising dapat menyebabkan bayi panik ketika menyusui. Bayi yang menyusui dalam keadaan panik cenderung menelan udara bersamaan dengan susu yang masuk. Hal ini bisa menyebabkan gumoh usai menyusui.
  • Berikan ASI atau makanan secukupnya: Cara lain yang cukup jitu mencegah gumoh pada Si Kecil adalah dengan memberinya ASI, susu formula, atau makanan dengan porsi sedikit tapi sering. Pastikan untuk membuatnya sendawa setiap habis menyusui atau di sela waktu menyusui.
  • Perhatikan ukuran dot: Bila Si Kecil menyusui dengan dot, perhatikan kembali ukuran dot yang digunakan. Dot yang besar akan menyebabkan susu keluar dalam jumlah banyak hingga berpotensi membuat bayi mudah tersedak dan mengalami gumoh.
  • Jangan tidur tengkurap: Usai menyusui, jangan langsung menidurkan Si Kecil, Bunda dapat menggendong Si Kecil selama kurang lebih 20-30 menit, sekaligus membuatnya bersendawa. Jika sudah, Bunda bisa menidurkan Si Kecil dalam posisi telentang dengan kepala sedikit lebih tinggi daripada badan dan kakinya.

Dengan memahami dan menerapkan strategi-strategi di atas, Bunda dapat membantu Si Kecil untuk mengurangi frekuensi gumoh. Jika Si Kecil terus mengalami gumoh dalam jumlah banyak atau menunjukkan gejala lain yang mengkhawatirkan, segeralah konsultasikan kondisi ini kepada dokter.

Bila Si Kecil juga sering muntah setelah makan, ketahui penyebabnya di sini: Penyebab Muntah Setelah Makan Pada Si Kecil.

Referensi:

  • Family Doctor. Spitting Up in Babies. Diakses pada tanggal 18 Desember 2023. https://familydoctor.org/spitting-up-in-babies
  • Mayo Clinic. Spitting up in babies: What's normal, what's not. Diakses pada tanggal 18 Desember 2023. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/healthy-baby/art-20044329
  • IDAI. Bedanya ‘Gumoh’ dan Muntah pada Bayi. Diakses pada tanggal 17 Mei 2024. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bedanya-%E2%80%98gumoh%E2%80%99-dan-muntah-pada-bayi
  • Kemenkes. Anak Muntah Saat Selesai Menyusu, Normalkah?. Diakses pada tanggal 17 Mei 2024. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1301/anak-muntah-saat-selesai-menyusu-normalkah




medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu
bannerinside bannerinside
allysca