Beranda Artikel Alergi Mengenali Dehidrasi Ketika Terjadi Diare pada Anak

Mengenali Dehidrasi Ketika Terjadi Diare pada Anak

2022/12/28 - 01:45:53pm     oleh Morinaga Soya
Si kecil sedang diare

Bagi para ibu dengan riwayat alergi susu sapi, menghadapi masalah diare pada anak bisa menjadi pengalaman menantang. Penting untuk dapat mengenali tanda-tanda dehidrasi, terutama saat Si Kecil sedang mengalami diare. Bunda, inilah panduan singkat tentang mengenali dehidrasi pada Si Kecil ketika ia sedang mengalami diare.

Klasifikasi Diare

Dilansir dari Vinmec International Hospital, diare pada anak-anak dapat dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu diare akut, diare persisten, dan sindrom disentri. Ketiga kategori ini sama-sama memiliki gejala buang air besar yang encer, tetapi memiliki gejala tambahan yang berbeda-beda.

  • Diare akut

Diare akut terjadi ketika tiba-tiba anak buang air besar lebih sering, dengan tinja encer dan berair, disertai muntah, demam, dan dehidrasi. Bunda dapat mengenali gejalanya pada Si Kecil dari seringnya Si Kecil buang air besar dalam 1-2 hari dan karakter tinjanya yang lebih encer.

Selain itu, Bunda juga perlu waspada karena ketika Si Kecil mengalami diare dan disertai dengan muntah dan demam, kondisi ini bisa menunjukkan ia mengalami alergi susu formula. Untuk Bunda yang ingin tahu informasi selengkapnya, yuk baca: Cara Tepat Mengatasi Alergi Susu Formula pada Anak.

  • Diare persisten

Diare persisten berlangsung lebih lama, yaitu lebih dari 2 minggu. Diare ini dapat terjadi karena kekurangan nutrisi, sistem kekebalan tubuh yang tertekan, atau memang karena pola makannya yang belum cocok dengan ususnya. Gejala dari diare persisten ini ialah terjadi episode diare selama lebih dari 2 minggu. Umumnya, Si Kecil juga menjadi muntah dan cenderung tidak mau makan.

  • Sindrom disentri

Sindrom disentri merupakan diare akibat bakteri Shigella dan juga terjadi pada anak-anak di sekitarnya. Gejalanya, selain diare, juga terjadi darah pada buang air besarnya, dengan perut yang kram dan mual, serta tubuh yang demam.

Alergi susu sapi pada anak juga dapat menyebabkan diare, yang termasuk diare persisten karena umumnya baru disadari setelah Si Kecil meminum susu sapi tersebut selama berminggu-minggu. Bagaimana mengetahui bahwa diare pada Si Kecil ini juga terjadi akibat alergi susu sapi? Yuk, simak ciri-cirinya di sini: Ciri-ciri Alergi Susu Sapi yang Sering Dialami Anak

Namun, diare manapun yang terjadi pada Si Kecil, Bunda perlu menangani sesegera mungkin karena dapat menyebabkan dehidrasi yang bisa membahayakan Si Kecil.

Derajat Dehidrasi Anak pada Diare

Ancaman serius yang timbul dari diare yang dialami Si Kecil ialah kehilangan cairan, atau yang biasa disebut dehidrasi. Saat diare, ia kehilangan air dan garam penting melalui tinja cair, muntah, keringat, urine, dan napas.

Dehidrasi terjadi ketika tubuh tidak bisa menggantikan kehilangan ini. Terdapat tiga tingkatan diare berdasarkan derajat dehidrasinya, yaitu:

  • Dehidrasi berat, yang ditandai oleh minimum 2 dari tanda-tanda ini: lesu atau tidak sadar, mata terlihat cekung, harus susah payah untuk bisa minum, lipatan kulit yang kembali sangat lambat (lebih dari 2 detik).
  • Dehidrasi Sedang, yang ditandai oleh minimum 2 dari tanda-tanda ini: rewel, mata terlihat cekung, ingin minum terus.
  • Tanpa dehidrasi, di mana tidak ada cukup tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi sedang atau berat.

Untuk mencegah terjadinya dehidrasi pada anak, maka solusi terbaik adalah dengan menyediakan obat diare yang bisa digunakan sebagai pertolongan pertama apabila Si Kecil diare. Berikut pilihan obat yang bisa Bunda sediakan di rumah: Obat Diare Anak yang Aman dan Mudah Didapatkan

Kapan Perlu Membawa Si Kecil ke Rumah Sakit?

Perlu tidaknya Si Kecil dibawa ke rumah sakit bergantung pada tipe dehidrasi yang ia alami akibat diare.

  • Pertolongan untuk dehidrasi berat

Jika ia sampai mengalami dehidrasi berat, Bunda harus langsung membawanya ke rumah sakit. Sebab, dehidrasi merupakan penyakit di mana ia telah kehilangan banyak cairan dan garam penting dalam tubuhnya, sehingga banyak organ tubuhnya yang dapat mengalami gangguan fungsi. Bunda tidak dapat mengganti kehilangan cairan ini sendiri, sebab kehilangan ini umumnya hanya bisa diganti dengan terapi yang hanya bisa dilakukan oleh dokter di rumah sakit.

  • Pertolongan untuk dehidrasi sedang

Namun, jika ia hanya mengalami dehidrasi sedang, atau bahkan tidak mengalami dehidrasi, Bunda dapat menolongnya sendiri dengan mengajak Si Kecil minum oralit dalam air putih hingga rasa hausnya hilang dan ia tidak menjadi rewel kembali.

Metode sederhana membuat oralit ialah dengan mencampurkan ½ sendok garam dan 2 sendok gila dalam 1 liter air hangat. Aduk hingga larut dan berikan pada Si Kecil setiap satu jam sekali.

Berikan makanan yang lembut dalam porsi kecil tetapi sering. Pilihlah makanan yang mudah dicerna, seperti telur, pisang, sereal, kentang, wortel, dan kacang hijau.

Sebagai pendamping oralit, Bunda juga dapat memberikan tambahan cairan berupa minuman-minuman alami untuk membantu meredakan diare, misalnya sari daun jambu biji, air kelapa muda, teh hangat yang dicampur madu ataupun yoghurt.

  • Pertolongan untuk Diare Persisten

Diare persisten yang terjadi lebih dari 2 minggu umumnya bukan kondisi gawat, selama tidak disertai sesak nafas. Namun, Bunda tetap perlu mengajaknya ke dokter untuk mencari tahu penyebab diare tersebut, sehingga Si Kecil tidak sampai mengalami kekurangan gizi maupun gangguan tumbuh kembang akibat diare yang sering dialaminya.

Mencegah Diare pada Anak

Untuk mencegah diare, Bunda dapat melakukan tindakan berikut ini:

Mengajak Si Kecil menjaga kebersihan

Dengan tindakan menjaga kebersihan seperti selalu mencuci tangan sebelum dan sehabis makan, Bunda dapat menghindarkan Si Kecil dari virus, bakteri, ataupun parasit yang menyebabkan diare akut maupun sindrom disentri. Termasuk dengan mengelola kebersihan makanan dan alat-alat memasak di rumah, akan menghindarkan Si Kecil dari diare.

Menyusui eksklusif

Menyusui eksklusif ketika Si Kecil masih bayi akan membantu mencegah diare bahkan hingga ia tumbuh besar. Sebab, menurut Jurnal Widya Medika, menyusui ini menyalurkan berbagai zat-zat kekebalan tubuh yang dapat membantu tubuh Si Kecil melawan mikroorganisme penyebab diare yang sewaktu-waktu dapat memasuki tubuhnya.

Vaksinasi anti Rotavirus.

Vaksinasi anti Rotavirus dapat mencegah diare, karena vaksinasi ini memberikan perlindungan bagi tubuh untuk melawan Rotavirus yang dapat menyebabkan diare.

Mengonsumsi makanan bernutrisi seimbang

Konsumsi makanan yang mengandung nutrisi makro dan mikro secara seimbang mencegah diare dengan cara membangun sistem kekebalan tubuh untuk melawan mikroorganisme penyebab diare. Selain itu, nutrisi yang seimbang juga meningkatkan organ pencernaan agar dapat mencerna makanan dengan baik, sehingga tidak timbul diare.

Mengonsumsi probiotik.

Konsumsi probiotik tertentu akan membantu mencegah diare. Contohnya, beberapa bakteri Bifidobacteria mampu meningkatkan kesehatan saluran cerna pada anak-anak berusia di atas 1 tahun. Dengan saluran cerna yang sehat, reaksi diare cenderung berkurang ketika berhadapan dengan protein tertentu yang menyebabkannya alergi.

Ketika sedang diare, Bunda juga dapat membantu mencegah keparahan diare dengan menghindarkannya dari makanan-makanan berikut ini:

  • Makanan yang tinggi serat. Makanan tinggi serat bisa membuat feses Si Kecil melunak, sehingga gejala semakin parah. Oleh karena itu, sebaiknya hindari Si Kecil dari mengonsumsi makanan tersebut hingga ia sembuh. Untuk mengetahui apa saja makanan seperti ini, yuk baca ini: Makanan Tinggi Serat
  • Makanan yang mengandung gas, seperti brokoli, sayuran hijau, paprika, jagung, dan kacang polong.
  • Makanan yang mengandung lemak tinggi dan yang digoreng dengan minyak. Makanan tersebut dapat memperberat kerja usus, sehingga memperlambat proses penyembuhan.
  • Makanan yang dapat memicu reaksi alergi, terutama jika diare ini persisten dan terjadi karena sistem kekebalan tubuhnya tertekan akibat alergi.

Nah, salah satu makanan yang dapat memicu reaksi alergi, sehingga menyebabkan diare ini ialah minuman susu sapi, Bunda. Bagaimana alergi terhadap susu sapi ini dapat memicu diare? Mari simak penjelasannya di sini: Penyebab Si Kecil Diare Setelah Minum Susu

Referensi:

  • Vinmec International Hospital. Classification and principles of treatment of diarrhea in children. Diakses 29 November 2023. https://www.vinmec.com/en/news/health-news/pediatrics/classification-and-principles-of-treatment-of-diarrhea-in-children

  • Jurnal Widya Medika. The Relationship between Breastfeeding Patterns and Incidence of Diarrhea in Children Aged 7-23 Months. Diakses 30 November 2023. http://journal.wima.ac.id/index.php/JWM/article/view/2207/1976





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu