Beranda Artikel 37-72 Bulan Cara Mengatasi Perut Kembung dan Mencret pada Si Kecil

Cara Mengatasi Perut Kembung dan Mencret pada Si Kecil

2025/11/07 - 08:19:02am     oleh Morinaga Soya
Cara Mengatasi Perut Kembung dan Mencret pada Si Kecil

Bunda mungkin pernah merasa cemas saat Si Kecil tiba-tiba rewel, perutnya tampak penuh, atau lebih sering buang air besar dari biasanya. Kondisi seperti ini sering membuat orang tua khawatir, apalagi jika Si Kecil tampak tidak nyaman saat menyusu atau tidur. Perut kembung dan mencret memang termasuk gangguan pencernaan yang umum dialami anak, terutama di masa awal pertumbuhannya ketika sistem pencernaannya masih beradaptasi.

Namun, Bunda tidak perlu panik. Dalam banyak kasus, perut kembung dan mencret bisa diatasi dengan langkah sederhana di rumah, asalkan penyebabnya dipahami dengan baik. Dengan mengenali tanda-tandanya lebih awal dan memberikan perawatan yang tepat, Bunda bisa membantu Si Kecil merasa lebih nyaman dan menjaga kesehatan pencernaannya agar tumbuh kembangnya tetap optimal.

Penyebab Perut Kembung dan Mencret pada Si Kecil

Bunda, sistem pencernaan Si Kecil masih dalam tahap perkembangan, layaknya rumah yang sedang dibangun, segala komponen saluran cerna, mikroba usus dan enzim‐pencernaan belum bekerja “sempurna”. Karena itu, gangguan kecil seperti menelan udara saat menyusu, perubahan jenis susu atau makanan, ataupun infeksi ringan di saluran pencernaan bisa membuat perutnya terasa penuh dan membuat ia sering buang air besar atau malah mencret.

Diare pada bayi bisa dipicu oleh virus, bakteri, intoleransi susu sapi atau kedelai, yang semua bisa mengganggu kenyamanan saluran usus. Berikut beberapa penyebab umum yang perlu Bunda pahami:

  • Menelan udara (aerophagia)
    Saat Si Kecil menyusu terlalu cepat, menangis sebelum makan, atau menggunakan dot yang membuat udara ikut tertelan, hal ini bisa membuat perutnya terasa penuh dan kembung.
  • Sensitivitas terhadap susu sapi atau makanan tertentu
    Sistem pencernaan Si Kecil masih berkembang, jadi bisa saja ia belum bisa mencerna protein dari susu sapi dengan baik. Akibatnya, bisa muncul keluhan seperti perut kembung atau mencret. Jika Bunda merasa Si Kecil sensitif terhadap susu sapi, sebaiknya konsultasikan pada dokter untuk mencari alternatif yang lebih sesuai.
  • Infeksi ringan pada pencernaan
    Kadang, virus atau bakteri ringan bisa membuat usus Si Kecil bekerja lebih cepat dari biasanya. Hal ini bisa menyebabkan mencret sementara. Kondisi seperti ini cukup umum terjadi pada bayi, terutama yang berusia di bawah satu tahun.
  • Peralihan makanan atau jenis susu
    Saat Si Kecil mulai mencoba makanan padat atau berganti jenis susu, tubuhnya butuh waktu untuk beradaptasi. Proses penyesuaian ini bisa membuat perut terasa kembung atau buang air menjadi lebih sering. Hal ini normal terjadi karena sistem pencernaan Si Kecil masih belajar beradaptasi.

Bunda, kondisi seperti ini cukup umum terjadi pada masa awal pertumbuhan Si Kecil, dan dengan pendekatan yang tepat, banyak kasus yang dapat tertangani dengan baik di rumah. Jangan langsung panik, melainkan lihat sebagai sinyal bahwa tubuh Si Kecil butuh perhatian ekstra dan dukungan pencernaan yang tepat.

Gejala Perut Kembung dan Mencret yang Perlu Diperhatikan

Memahami tanda-tanda awal perut kembung dan mencret pada Si Kecil sangat penting agar penanganan bisa dilakukan lebih cepat. Biasanya, gejala perut kembung terlihat dari perut yang tampak membesar atau terasa keras saat disentuh, Si Kecil sering kentut, atau tampak gelisah dan menangis ketika perutnya ditekan. Hal ini terjadi karena gas menumpuk di saluran pencernaan dan menimbulkan rasa tidak nyaman.

Kembung pada bayi sering kali disebabkan oleh penumpukan udara di usus akibat menangis, menyusu terlalu cepat, atau penggunaan botol susu yang tidak sesuai, dan gejalanya bisa berupa perut membesar, sendawa berlebihan, serta bayi rewel setelah menyusu.

Tak hanya itu, mencret ditandai dengan feses yang lebih cair dari biasanya, frekuensi buang air besar meningkat, dan kadang disertai bau yang lebih menyengat. Bayi dengan diare juga dapat mengalami ruam di sekitar anus, dehidrasi ringan, serta kehilangan nafsu makan.

Namun, Bunda perlu lebih waspada jika:

  • Si Kecil mencret terus-menerus lebih dari tiga hari
  • Feses mengandung lendir atau darah
  • Bayi tampak lemas, mengantuk berlebihan, atau tidak mau menyusu
  • Berat badan menurun
  • Muncul tanda dehidrasi seperti bibir kering, jarang buang air kecil, dan ubun-ubun tampak cekung.

Kondisi tersebut bisa menjadi pertanda infeksi saluran pencernaan yang memerlukan perhatian medis segera. Bayi yang mengalami diare berkepanjangan atau dehidrasi perlu diperiksa oleh dokter untuk memastikan penyebab dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Bunda, mengenali gejala sejak dini akan membantu memastikan bahwa langkah yang diambil tepat dan Si Kecil bisa kembali ceria dengan pencernaan yang nyaman.

Cara Aman Mengatasi Perut Kembung dan Mencret

Bunda, kondisi ketika Si Kecil mengalami perut kembung atau mencret memang membuat kekhawatiran muncul. Namun kabar baiknya adalah bahwa banyak kasus bisa diatasi dengan langkah-aman di rumah sambil tetap memantau kondisinya. Berikut ini panduan yang bisa Bunda terapkan untuk membantu pencernaan Si Kecil tetap nyaman dan sehat.

Makanan Tawar

Saat Si Kecil mengalami mencret atau mual, hidangan yang ringan dan rendah iritasi sangat dianjurkan. Makanan dengan tekstur lembut dan rasa yang ringan dapat membantu meringankan sensasi tidak nyaman di perut. Contohnya, pisang matang, kentang rebus atau kukus, telur rebus atau orak-arik, tahu kukus, nasi tim, bubur tawar, serta sup kaldu bening.

Bunda juga disarankan untuk menghindari roti atau pasta dari gandum utuh, terutama saat mencret, karena serat tinggi dan produk gandum utuh bisa mempercepat usus bekerja dan malah memperburuk diare.

Makanan dalam Porsi Kecil

Ketika Si Kecil merasa tidak nyaman di perut atau nafsu makannya menurun, lebih baik memberi makanan dalam porsi yang lebih kecil namun sering daripada porsi besar yang jarang. Makan harus sedikit dan sering pada fase awal, untuk anak dengan diare atau gangguan pencernaan.

Selain itu, Bunda bisa mengajak Si Kecil untuk mengunyah perlahan hingga tekstur benar-benar lembut, agar tidak menelan banyak udara dan memicu kembung.

Konsumsi Asupan yang Berserat (dengan catatan)

Untuk membantu mengatasi konstipasi (sembelit) atau membantu usus kembali lancar setelah mencret, serat dan asupan cairan tetap penting. Namun, saat anak sedang mengalami mencret hindari makanan berserat tinggi atau tergantung banyak serat kasar karena bisa memicu iritasi usus.

Saat diare, sebaiknya hindari makanan dengan serat tinggi atau makanan kasar. Ketika kondisi mulai membaik, Bunda bisa secara bertahap menambahkan makanan dengan serat moderat yang ramah pencernaan untuk mendukung mikrobiota usus Si Kecil.

Pijat Pelan dan Kompres Perut Si Kecil

Bunda juga bisa membantu dengan memberikan pijatan lembut pada perut Si Kecil atau menepuk pelan punggungnya saat dipangku untuk membantu keluarkan udara atau gas yang tertahan. Kompres perut dengan lap hangat (pastikan tidak terlalu panas) selama beberapa menit juga dapat memberikan rasa nyaman dan mengurangi keluhan kembung.

Konsumsi Susu Soya untuk Kesehatan Pencernaan

Susu berbahan dasar soya bisa menjadi pilihan tambahan yang baik untuk membantu menjaga kesehatan pencernaan Si Kecil. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa susu soya mengandung serat dan zat prebiotik, yaitu nutrisi yang membantu pertumbuhan bakteri baik di dalam usus. Dengan adanya bakteri baik yang seimbang, pencernaan Si Kecil akan bekerja lebih lancar dan nyaman.

Selain itu, pencernaan yang sehat juga membuat penyerapan nutrisi menjadi lebih optimal, sehingga daya tahan tubuh Si Kecil pun semakin kuat. Namun, Bunda perlu memastikan untuk memilih susu soya yang memang diformulasikan khusus untuk anak dan memperhatikan kemungkinan adanya alergi atau intoleransi terhadap soya.

Menjaga kesehatan pencernaan Si Kecil dimulai dari memberikan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhannya. Asupan gizi yang seimbang dapat membantu memperkuat sistem pencernaan dan mengurangi risiko perut kembung maupun mencret berulang. Penting juga untuk memilih susu dengan kandungan protein yang mudah dicerna agar tubuh Si Kecil dapat menyerap nutrisi dengan optimal.

Bagi Si Kecil yang memiliki intoleransi laktosa atau alergi terhadap protein susu sapi, susu berbahan dasar kedelai bisa menjadi pilihan alternatif yang aman sekaligus bernutrisi. Meskipun berbhan nabati, kandungan nutrisinya mirip dengan susu sapi. Cari tahu lebih lanjut tentang kandungan susu soya dan manfaatnya di sini: Manfaat Susu Soya untuk Kesehatan Si Kecil.

Referensi:

  • Cleveland Clinic. Diarrhea in Babies. Diakses 19 Oktober 2025. https://my.clevelandclinic.org/health/symptoms/baby-diarrhea

  • Healthy Children.Abdominal Pain in Infants: 8 Possible Reasons Your Baby’s Tummy Hurts. Diakses 19 Oktober 2025. https://www.healthychildren.org/English/health-issues/conditions/abdominal/Pages/Abdominal-Pains-in-Infants.aspx

  • NIH. Functional Gastrointestinal Disorders in Infancy: Impact on the Health of the Infant and Family. Diakses 19 Oktober 2025. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6506429/

  • Mayo Clinic. What's a normal resting heart rate?. Diakses 19 Oktober 2025. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/fitness/expert-answers/heart-rate/faq-20057979

  • Mount Sinai. When your child has diarrhea. Diakses 19 Oktober 2025. https://www.mountsinai.org/health-library/selfcare-instructions/when-your-child-has-diarrhea

  • Gastro Health for Kids. Foods to Eat and Avoid During Pediatric Diarrhea. Diakses 19 Oktober 2025. https://gainesvillepediatricgi.com/foods-to-eat-and-avoid-during-pediatric-diarrhea/





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu
bannerinside bannerinside
allysca