Angioedema adalah pembengkakan yang dapat terjadi pada wajah dan bagian tubuh lainnya yang dapat mengakibatkan Si Kecil merasa tidak nyaman. Penyebabnya dapat berupa banyak hal, seperti reaksi alergi, kelainan turunan, dan lain sebagainya. Pada beberapa kasus, mengabaikannya dapat menyebabkannya kesulitan bernapas. Yuk, ketahui cara mengenalinya untuk membuat Bunda lebih waspada.
Definisi
Angioedema adalah kondisi yang ditandai pembengkakan pada lapisan kulit bagian dalam. Bengkak ini paling sering terjadi di sekitar mata, bibir, dan pipi. Namun, dapat juga terjadi pada bagian tubuh lainnya, termasuk tangan, kaki, bahkan alat kelamin.
Pembengkakan ini terjadi karena pembuluh darah di bagian lapisan kulit dalam lebih banyak dimasuki cairan daripada biasanya. Cairan tersebut memasuki pembuluh darah secara berlebihan sebagai reaksi dari peningkatan zat-zat bernama histamin di dalam tubuh, yang umumnya terjadi karena tubuh sedang berusaha mempertahankan diri dari situasi yang dianggapnya berbahaya.
Angioedema dapat berlangsung selama berjam-jam atau berhari-hari, tergantung pada tingkat keparahan reaksinya. Tidak hanya bengkak, tetapi kadang-kadang Si Kecil yang mengalaminya juga mengeluh gatal dan nyeri pada area tersebut, dan area ini nampak kemerahan.
Meskipun umumnya dikaitkan dengan alergi, ada beberapa jenis angioedema, masing-masing dengan pemicu yang berbeda.
Penyebab
Penyebab angioedema dapat bervariasi berdasarkan jenisnya:
- Angioedema alergi.
Ini merupakan bentuk yang paling umum, terjadi segera setelah Si Kecil terpapar zat yang dianggap oleh tubuhnya sebagai alergen. Contoh alergennya dapat berupa makanan tertentu (kacang tanah, kerang, susu, telur), obat-obatan (penisilin, NSAID), atau gigitan serangga.
Angioedema bukan satu-satunya gejala yang terjadi akibat alergi. Gejala lainnya yang dapat disebabkan alergi adalah biduran. Apakah Si Kecil mengalaminya juga? Mari simak cara mengatasinya di sini: Cara Mengatasi Biduran di Wajah Si Kecil
- Angioedema herediter.
Kelainan ini merupakan kondisi langka yang merupakan turunan. Pada kelainan ini, Si Kecil tidak memiliki protein khusus bernama C1 esterase inhibitor seperti anak-anak pada umumnya. Protein ini normalnya berfungsi mengatur pembuluh darah agar tidak mudah mengalami pembengkakan oleh cairan.
- Angioedema yang dipicu obat-obatan tertentu.
Ini jarang terjadi, karena obat-obatan yang menimbulkan angioedema pada anak-anak ini umumnya hanya dikonsumsi oleh mereka yang menderita penyakit tertentu. Contoh obatnya antara lain obat berjenis ACE inhibitor dan obat rituximab.
- Angioedema idiopatik.
Ini merupakan istilah untuk angioedema yang belum diketahui penyebab pastinya. Diduga penyebabnya berupa kelainan pada sistem imunitas yang dipicu oleh stres, infeksi, atau suhu yang ekstrim.
Pemeriksaan Fisik
Tidak selalu bengkak yang terjadi pada mata ataupun bibir ini merupakan angioedema, sehingga Bunda perlu memeriksakan Si Kecil kepada dokter apabila ia mengalami hal ini. Dokter akan memeriksanya untuk memastikan angioedema dengan menanyakan apakah bengkak tersebut:
- Baru saja terjadi atau telah berlangsung berhari-hari, untuk menyingkirkan kemungkinan bahwa bengkak ini bukanlah akibat trauma.
- Tidak disertai demam, untuk memastikan bahwa bengkak ini bukan disebabkan infeksi.
- Sering terjadi tanpa diketahui sebabnya, atau hanya terjadi setelah mengonsumsi makanan tertentu, yang meningkatkan kemungkinan bahwa bengkak ini memang angioedema.
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan pada tubuh sebagai berikut:
- Denyut jantung dan laju nafas, untuk memeriksa bahwa Si Kecil sedang tidak dalam kondisi gawat.
- Suhu tubuh, untuk memastikan bahwa bengkak tersebut memang bukan disebabkan infeksi.
- Bercak kemerahan di sekitar area bengkak, untuk memastikan tanda angioedema.
- Tanda-tanda cedera di sekitar area bengkak, untuk menyingkirkan kemungkinan bahwa bengkak ini terjadi karena trauma.
Dokter juga akan menanyakan apakah Si Kecil memiliki penyakit tertentu yang menyebabkannya harus meminum obat-obatan yang mungkin saja menyebabkan angioedema.
Umumnya, selama denyut jantung dan laju nafas Si Kecil masih normal, angioedema ini akan sembuh sendiri dalam beberapa hari saja.
Tetapi, jika laju nafasnya melebihi normal, terdapat kemungkinan bahwa pembengkakan juga terjadi pada saluran nafas yang dapat membahayakan nyawa. Pada kondisi ini, dokter akan mengambil tindakan pertolongan darurat untuk menyelamatkan Si Kecil.
Bunda, angioedema ini dapat dicegah dengan menghindari penyebabnya. Oleh karena kemungkinan terbesar penyebab angioedema adalah alergi makanan, sebaiknya Bunda memastikan dulu bahwa ia memang memiliki alergi makanan untuk mencegahnya terjadi kembali. Yuk, cocokkan dulu ciri-ciri alergi tersebut dengan penjelasan di halaman berikut ini: Ketahui Ciri-ciri Alergi Makanan pada Si Kecil
Referensi:
- Alomedika. Angioedema. Diakses 13 September 2024. https://www.alomedika.com/penyakit/alergi-dan-imunologi/angioedema
- Medscape. Pediatric Angioedema. Diakses 13 September 2024. https://emedicine.medscape.com/article/885100-overview