Beranda Artikel Alergi Alergi pada Anak yang Terjadi Setelah Makan Ikan

Alergi pada Anak yang Terjadi Setelah Makan Ikan

2024/03/28 - 03:12:11pm     oleh Morinaga Soya
Alergi pada Anak yang Terjadi Setelah Makan Ikan

Ada beberapa jenis ikan yang dapat menyebabkan alergi karena mengandung histamin, misalnya sarden dan tuna. Selain itu, ada banyak jenis ikan lainnya yang perlu dihindari oleh anak yang cenderung memiliki resiko hipersensitif terhadap kandungan tersebut. Ayo simak daftar ikannya di sini.

Ciri-ciri Alergi Ikan

Biasanya gejala alergi terhadap makanan ikan muncul antara beberapa detik hingga 2 jam setelah mengonsumsinya. Gejala ini antara lain:

  • Si Kecil mengalami biduran yang kemerahan hingga gatal.
  • Merasa mual sampai muntah setelah konsumsi makanan tersebut.
  • Perutnya terasa sakit dan diare.
  • Matanya gatal dan berair.
  • Pembengkakan pada wajah, bibir, mata, lidah, atau tenggorokan.
  • Kesemutan pada tenggorokan dan mulut.
  • Pilek, hidung yang tersumbat, kesulitan bernapas, sampai kesulitan menelan.
  • Mengi atau bengek.

Pada gejala reaksi paling serius, alergi ikan ini dapat menyebabkan anafilaksis yang sangat berbahaya hingga bisa mengancam jiwa. Anafilaksis ini merupakan reaksi berupa bengkak pada wajah, lidah atau tenggorokan, mengi, dan kesulitan bernapas.

Jika Bunda curiga Si Kecil mengalami kondisi tersebut, Bunda dapat melakukan tes kulit dan pemeriksaan darah. Pada tes kulit, tetesan alergen pemicunya diletakkan di lengan menggunakan alat medis untuk menusuk bagian tersebut. Kemudian, setelah 15 menit, jika muncul gatal serta kemerahan maka alergen tersebut menyebabkan hipersensitif.

Sementara itu, pada tes darah, alergen ditambahkan ke darah, kemudian dokter akan mengukur tingkat antibodi yang dihasilkan oleh sistem kekebalan tubuh. Jika Si Kecil memiliki alergi terhadap alergen tersebut, maka tes akan menunjukkan bahwa ia menghasilkan lebih banyak antibodi yang sedang diukur.

Penyebab Alergi

Menurut Prodia Occupational Health Indonesia, reaksi berlebihan terjadi karena beberapa jenis ikan dikonsumsi dalam keadaan mengandung suatu zat berupa histamin dalam kadar yang cukup tinggi. Histamin ini akan menyebabkan keracunan pada Si Kecil.

Histamin ini terbentuk dari proses pada asam amino histidin oleh bakteri, yang terjadi karena ikan tersebut disimpan di suhu ruang untuk waktu yang lama.

Reaksi ini tidak hanya terjadi setelah mengonsumsi ikan tersebut. Namun, reaksinya juga bisa muncul dengan hanya menyentuhnya, atau menghirup asap ketika makanan tersebut sedang dibakar atau dimasak.

Ikan Penyebab Reaksi Alergi

Asam amino histidin yang dapat menjadi histamin penyebab alergi ini sudah terdapat secara alami dalam tubuh ikan. Namun, asam amino ini baru akan menjadi histamin jika proses penyimpanannya tidak cukup baik, yaitu karena terlalu lama di suhu ruang.

Berikut daftar ikan yang dapat menyebabkan reaksi alergi karena mengandung histidin ini:

  • Scombridae seperti tongkol, tuna, makarel, dan cakalang.
  • Clupeidae seperti lemuru, haring dan sarden.
  • Scomberesocidae seperti sauri atau sanma.
  • Pomatomidae misalnya bluefish.
  • Coryphaenidae misalnya mahi-mahi.
  • Carangidae seperti kuwe dan selar.
  • Engraulidae atau teri.

Cara Mengatasi Alergi Ikan

Reaksi berlebihan terhadap makanan ini, pada kondisi yang masih ringan dapat diatasi dengan memberikan obat antihistamin. Namun, jika ia mengalami sesak nafas, maka sebaiknya ia langsung dibawa ke dokter. Umumnya, dokter akan meredakan sesak ini dengan oksigen dan obat epinephrine.

Agar reaksi alergi ini tidak terjadi, maka Si Kecil perlu menghindari makanan yang dapat pemicunya. Karena itu, Bunda perlu membiasakan diri untuk selalu membaca label makanan sebelum menghidangkannya kepada Si Kecil.

Potensi Alergi Seafood pada Si Kecil

Menurut situs Better Health, beberapa orang yang alergi terhadap satu jenis ikan mungkin juga alergi terhadap jenis ikan lain. Bahkan terhadap beberapa jenis seafood lainnya, seperti udang, kepiting, dan lobster.

Kondisi ini akan sulit Bunda prediksi sendiri, sehingga Ibu perlu mengkonsultasikannya dengan dokter.

Nutrisi pada Ikan

Ikan mengandung banyak nutrisi yang penting, antara lain lemak omega-3, vitamin A, vitamin B12, vitamin D, vitamin E, kalsium, zat besi, zinc, dan protein. Protein sendiri merupakan nutrisi yang paling krusial untuk menunjang fungsi kognitif di masa pertumbuhan Si Kecil, agar ia selalu dapat menyerap pelajaran baru ketika belajar di sekolahnya sehari-hari.

Namun, meskipun Si Kecil tidak dapat memperoleh protein dari ikan karena alergi, Bunda masih dapat memberikan makanan lainnya yang juga tinggi protein. Makanan ini antara lain ayam, telur, kacang-kacangan, kedelai dan susu.

Selain itu, Si Kecil dapat mengonsumsi susu Morinaga Soya karena diperkaya dengan protein yang membantu mencerdaskan otaknya. Yuk, intip kandungan apa saya yang bisa bantu optimalkan kecerdasan Si Kecil, di sini : Susu Pertumbuhan yang Bagus untuk Kecerdasan Otak Anak.

Sumber :

  • Prodiaohi. Alergi Histamin pada Produk Ikan. Diakses pada tanggal 21 Maret 2024. https://prodiaohi.co.id/alergi-histamin-pada-produk-ikan

  • Better Health. Shellfish and Fish Allergies. Diakses pada tanggal 21 Maret 2024. https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/shellfish-and-fish-allergies

  • About Kids Health. Fish Allergy. Diakses pada tanggal 21 Maret 2024. https://www.aboutkidshealth.ca/article?contentid=807&language=english





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu