Beranda Artikel Alergi Apabila Ternyata Si Kecil Alergi, Ke Dokter Apa?

Apabila Ternyata Si Kecil Alergi, Ke Dokter Apa?

2023/02/02 - 04:38:27pm     oleh Morinaga Soya
Test Alergi pada Anak

Jika Si Kecil mengalami gejala alergi, ke dokter apa untuk berkonsultasi? Tentu perlu menghubungi dokter ahli alergi ya, Bunda.

Dokter ahli alergi sering juga disebut dokter ahli imunologi. Dokter ini khusus menangani penyakit-penyakit seperti alergi dan penyakit autoimun.

Contoh penyakit alergi ini dapat berupa alergi makanan, alergi debu, dermatitis atopik, hingga alergi obat. Sedangkan contoh penyakit autoimun antara lain lupus, skleroderma, multiple sclerosis, dan psoriasis.

Jika dokter curiga bahwa Si Kecil mengalami alergi, maka dokter akan mewawancarai Bunda untuk menginvestigasi pemicu alergi ini. Jika wawancara ini belum dapat menyingkap pemicunya, maka dilakukan tes alergi.

Nah, apakah Si Kecil sudah waktunya untuk melakukan tes alergi? Baca di sini yuk.

Tes Alergi pada Bayi Usia Berapa?

Tes ini bisa dilakukan pada Si Kecil sejak usianya 4 bulan. Dengan syarat, Si Kecil memang menunjukkan salah satu dari gejala alergi sebagai berikut:

  • Ruam kulit

  • Kesulitan bernapas

  • Batuk

  • Bersin, pilek, atau hidung tersumbat

  • Mata gatal

  • Sakit perut

Jika Bunda melihat gejala tersebut pada Si Kecil, sebaiknya Bunda segera berkonsultasi ke dokter untuk melakukan tes alergi. Sebelum menemui dokter, pastikan Bunda mencatat kapan Si Kecil mulai menunjukkan gejala. Tujuannya, agar dokter bisa melakukan penanganan sesuai dengan pemicu timbulnya alergi.

Beberapa hal yang dapat memicu alergi pada umumnya seperti makanan, tungau, asap rokok, parfum, bulu hewan, obat-obatan, atau air liur. Pemicu lainnya dapat juga berupa bahan kimia seperti deterjen, sabun, atau popok.

Tahap Tes Alergi pada Si Kecil

Terdapat beberapa tahapan yang direkomendasikan dokter untuk mengetahui jenis alergi yang diderita Si Kecil. Tahapan tes ini selalu dimulai dari wawancara oleh dokter dulu terhadap Bunda dan Ayah tentang kecurigaan alergi.

Jika hasil wawancara dan pemeriksaan fisik dokter sudah bisa menentukan faktor pemicu alerginya, maka Bunda dan dokter dapat langsung memulai proses mengatasi alergi, tanpa melakukan tes alergi.

Tidak semua anak yang dicurigai alergi perlu dilakukan tes alergi, Bunda. Tes alergi hanya dikerjakan jika:

  • Reaksi alergi sudah sampai mengganggu tumbuh kembang Si Kecil (atau malah membuat Si Kecil sering infeksi)

  • Wawancara masih gagal mengungkapkan apa pencetus alergi.

Wawancara dan Pemeriksaan Dokter tentang Alergi

Alergi pada umumnya bersifat genetik dan diwariskan pada Si Kecil jika salah satu atau kedua orang tuanya menderita alergi. Oleh karena itu, perlu dilakukan wawancara untuk mengetahui riwayat kesehatan keluarga sebelum melakukan tes di laboratorium.

Pemeriksaan awal ini bertujuan untuk memudahkan dokter dalam mendeteksi jenis alergi yang dimiliki Si Kecil.

Istilah untuk wawancara ini disebut anamnesis. Dan anamnesis ini dikerjakan oleh dokter anak ahli alergi.

Yang ditanyakan ialah:

  • Keluhan yang dialami Si Kecil

  • Kemungkinan pencetus alergi (makanan, zat-zat yang bisa mengiritasi, debu, dan lain-lain)

Pemeriksaan fisik yang dicari ialah:

  • Apakah pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil sesuai umurnya?

  • Apakah ada kelainan pada organ tubuh Si Kecil yang kira-kira terjadi karena reaksi alergi?

Sampai di sini, seharusnya pencetus alergi sudah mulai dapat diketahui. Lalu, berapa biaya tes alergi? Temukan informasi lengkapnya di sini: Berapa Biaya Tes Alergi Lengkap untuk Si Kecil?

Skin Prick Test

Skin prick test ini dapat dikerjakan di seluruh Indonesia, selama tempatnya memiliki dokter ahli alergi. Proses skin prick test ini berjalan sekitar 20 menit.

Dalam tes ini, Dokter akan menusuk kulit di daerah lengan bawah Si Kecil dengan sejumlah kecil alergen menggunakan jarum. Setelah itu Bunda diminta untuk menunggu selama 15 menit untuk melihat apakah ada reaksi yang muncul. Ketika Si Kecil memiliki alergi terhadap zat tersebut, maka akan terbentuk benjolan kemerahan dan bengkak di sekitar area yang ditusuk.

Jika tes ini dikerjakan pada Si Kecil yang masih bayi, mungkin Si Kecil akan rewel.

Menurut IDAI, skin prick test dapat dilakukan dalam beberapa kondisi sebagai berikut:

  • Si Kecil memiliki kelainan kulit yang luas karena tes ini harus dilakukan pada kulit yang sehat.

  • Si Kecil harus selalu mengonsumsi obat antihistamin atau obat anti alergi, karena bila obat tersebut dihentikan keluhan alergi yang timbul sangat berat/mengganggu.

  • Anak mengidap dermatografisme, yaitu kondisi kulit bentol dan merah apabila ditekan atau tergores sesuatu.

Tes Imunoglobulin Spesifik dalam Darah

Tes selanjutnya adalah tes darah yang dilakukan untuk mengetahui pemicu alergi pada Si Kecil. Tes ini dilakukan dengan mengukur jumlah antibodi dalam darah yang diujikan pada berbagai alergen untuk memastikan penyebab alergi. Semakin tinggi jumlah antibodi yang dideteksi, semakin tinggi kemungkinan alergi pada Si Kecil.

Dokter akan mengambil sampel darah dari punggung tangan Si Kecil. Sebelum mengambil darah, tangan akan dibuat kebas atau mati rasa menggunakan semprotan atau krim khusus. Tes ini hanya butuh 5 menit, jadi lebih cepat dilakukan daripada melakukan skin prick test, sehingga lebih praktis untuk dikerjakan pada bayi.

Tes darah dianggap lebih efektif untuk mengevaluasi alergi yang disebabkan oleh makanan tertentu. Selain itu, Si Kecil juga tidak perlu mengalami reaksi alergi selama proses pengujian dan ia tetap diperbolehkan untuk mengonsumsi obat alergi saat tes dilakukan.

Sayangnya, tes imunoglobulin ini tidak selalu mudah dijangkau di seluruh Indonesia ya, Bunda. Hanya kota-kota tertentu saja yang laboratoriumnya menyediakan tes imunoglobulin spesifik ini.

Uji Tantangan Makanan Oral

Uji tantangan makan oral dilakukan untuk menentukan apakah Si Kecil memiliki alergi makanan tertentu.

Uji tantangan ini baru dikerjakan jika:

  • Sudah terbukti bahwa pencetus alergi Si Kecil memang makanan,

  • Si Kecil sudah menjalani pantangan makanannya selama beberapa tahun sejak didiagnosis alergi.

  • Si Kecil hendak belajar makan makanan yang dulu menjadi pemicu alerginya.

Prosesnya adalah Si Kecil diminta untuk mengonsumsi satu makanan tertentu dalam satu hari dan dokter akan mengamati reaksi yang ditimbulkan. Sebelum melakukan uji tantangan makanan oral, Bunda perlu memberi tahu dokter tentang obat-obatan yang diminum Si Kecil.

Dokter juga akan meminta Si Kecil untuk tidak makan setelah tengah malam ketika besoknya melakukan tes. Si Kecil hanya boleh mengonsumsi minuman saja.

Saat tes, dokter akan memberikan sedikit makanan dan kemudian dokter akan memantau reaksi yang muncul pada tubuh selama beberapa jam. Jika muncul reaksi alergi, dokter akan segera melakukan penanganan yang dibutuhkan.

Uji tantangan makanan oral ini dilakukan selama 2-3 hari, dan hanya dilakukan di kota-kota tertentu di Indonesia.

Jadi, baik skin prick test maupun tes IgE spesifik memang bertujuan mencari tahu makanan apa spesifiknya yang memicu alergi.

Itulah Bunda, beberapa jenis tes alergi yang dapat dilakukan pada Si Kecil untuk memastikan kondisi alergi beserta penyebabnya. Sebelum ke dokter, Bunda juga bisa loh melakukan pengecekan dini alergi Si Kecil di rumah melalui halaman berikut ini: https://morinagasoya.com/id/cek-alergi/cegah/tes-alergi





medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu