Beranda Artikel Alergi Waspadai Alergi Matahari pada Anak dan Cara Efektif Mengatasinya

Waspadai Alergi Matahari pada Anak dan Cara Efektif Mengatasinya

2024/08/28 - 05:39:07pm     oleh Morinaga Soya
alergi matahari

Halo Bunda, apakah Si Kecil pernah mengalami ruam, gatal, atau kemerahan setelah bermain di bawah sinar matahari? Jika iya, bisa jadi itu adalah tanda alergi matahari. Meskipun tidak semua anak mengalami kondisi ini, alergi kulit yang disebabkan oleh sinar matahari bisa sangat mengganggu aktivitas dan kenyamanan Si Kecil.

Alergi matahari biasanya muncul sebagai respons tubuh terhadap paparan sinar ultraviolet (UV), terutama pada anak-anak yang memiliki kulit sensitif atau riwayat alergi. Gejalanya bisa bervariasi, mulai dari gatal ringan hingga ruam parah dan kulit melepuh. Tapi jangan khawatir, Bunda. Dengan penanganan dan pencegahan yang tepat, Si Kecil tetap bisa beraktivitas di luar ruangan dengan aman dan nyaman.

Apa Itu Alergi Matahari?

Alergi matahari adalah kondisi ketika kulit mengalami reaksi berlebihan terhadap sinar UV. Reaksi ini bisa muncul hanya beberapa menit setelah terpapar sinar matahari dan sering terjadi di area tubuh yang tidak tertutup pakaian, seperti wajah, tangan, dan leher.

Berbeda dari kulit yang hanya menjadi gelap karena sinar matahari, alergi ini memunculkan tanda dan gejala alergi kulit seperti gatal parah, ruam merah, bahkan benjolan atau lepuhan. Alergi ini bisa terjadi karena sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap perubahan zat yang terbentuk di kulit akibat sinar UV.

Reaksi alergi matahari ini bukan sekadar iritasi biasa, dan sering kali membutuhkan perhatian medis, terutama jika gejalanya tidak kunjung mereda atau menyebar ke seluruh tubuh.

Jenis-Jenis Alergi Matahari yang Perlu Diketahui

Ada beberapa jenis alergi matahari yang bisa menyerang anak-anak. Masing-masing memiliki ciri dan tingkat keparahan yang berbeda-beda, Bunda. Mengetahui jenisnya akan sangat membantu dalam proses pencegahan dan perawatan.

  1. Polymorphic Light Eruption (PLE)

Ini adalah jenis alergi matahari yang paling umum pada anak-anak. Gejalanya berupa ruam merah kecil, benjolan, atau bercak yang gatal, muncul dalam beberapa jam setelah paparan sinar matahari. Biasanya terjadi pada musim panas atau saat anak pertama kali terpapar sinar matahari setelah lama berada di dalam ruangan.

  1. Photoallergic Eruption

Jenis ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap bahan kimia tertentu pada kulit setelah terkena sinar UV. Misalnya dari parfum, tabir surya, atau obat topikal. Gejalanya bisa muncul beberapa jam atau bahkan hari setelah paparan.

  1. Solar Urticaria

Merupakan bentuk yang lebih jarang namun bisa cukup serius. Reaksinya cepat, berupa bentol-bentol seperti biduran yang terasa panas dan gatal hanya dalam hitungan menit setelah terkena sinar matahari. Pada kasus ekstrem, bisa menimbulkan pusing, sakit kepala, atau kesulitan bernapas.

  1. Actinic Prurigo

Ini adalah bentuk alergi matahari kronis yang bisa diwariskan secara genetik. Gejalanya bisa lebih parah dan menetap lebih lama, biasanya muncul di usia muda dan bertahan hingga dewasa.

Dengan mengetahui jenis-jenis di atas, Bunda bisa lebih tanggap dan tidak salah mengartikan reaksi kulit Si Kecil atau bisa mengetahui tentang Dermatitis Kontak Alergi pada Anak dan Cara Mengatasinya.

Ciri-Ciri Alergi Sinar Matahari pada Si Kecil

Salah satu cara untuk mengenali alergi ini adalah dengan memperhatikan tanda dan gejala alergi kulit yang muncul setelah Si Kecil beraktivitas di luar rumah. Biasanya, reaksi dimulai dengan rasa gatal hebat yang disertai sensasi panas atau perih pada kulit yang terpapar sinar UV.

Kemudian muncul ruam berupa benjolan kecil atau bercak merah yang bisa membesar dan menyatu. Kulit yang terkena bisa menjadi kasar, kering, atau bahkan bersisik. Pada beberapa kasus, area tersebut bisa mengalami pembengkakan atau melepuh, yang menandakan reaksi lebih serius.

Gejala-gejala ini dapat berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari, tergantung pada durasi paparan dan sensitivitas kulit anak. Umumnya, ruam akan muncul pada wajah, leher, tangan, atau lengan – yaitu bagian tubuh yang paling sering terpapar langsung oleh sinar matahari. Selain itu, Bunda dapat mengetahui Cara Mengobati Alergi Matahari pada Si Kecil agar Tetap Ceria

Perbedaan Alergi Matahari dan Kulit Terbakar Sinar Matahari

Meski sama-sama disebabkan oleh sinar matahari, alergi matahari dan kulit terbakar adalah dua kondisi yang berbeda. Banyak orang tua yang mengira ruam atau gatal setelah bermain di luar adalah karena sunburn, padahal bisa jadi itu alergi.

Sunburn adalah kerusakan kulit akibat paparan UVB yang berlebihan, ditandai dengan kulit merah, panas, nyeri, dan mengelupas. Reaksinya biasanya terjadi beberapa jam setelah paparan dan tidak disertai gatal hebat atau benjolan.

Sebaliknya, alergi matahari melibatkan sistem kekebalan tubuh dan menimbulkan reaksi seperti ruam, gatal, dan pembengkakan, bahkan meski paparan sinar matahari hanya sebentar. Reaksinya bisa terjadi sangat cepat dan lebih dominan pada anak-anak dengan kulit sensitif atau riwayat alergi.

Mengenali perbedaannya penting untuk menggambarkan kondisi kulit Si Kecil dengan akurat saat berkonsultasi dengan dokter, sehingga penanganan yang diberikan bisa tepat sasaran.

Faktor yang Mempengaruhi Alergi Sinar Matahari

Beberapa anak memiliki risiko lebih tinggi terkena alergi matahari. Salah satu faktornya adalah genetik. Jika ada anggota keluarga dengan riwayat alergi kulit atau fotosensitivitas, Si Kecil mungkin mewarisi sensitivitas tersebut.

Kontak dengan zat tertentu seperti parfum, bahan kimia pada produk mandi, atau bahkan kandungan tertentu dalam tabir surya juga bisa menjadi pemicu. Bunda perlu memeriksa label produk dan memastikan tidak ada kandungan yang bisa bereaksi saat terkena sinar UV.

Selain itu, konsumsi obat-obatan tertentu seperti antibiotik, obat jerawat, dan obat pereda nyeri juga bisa meningkatkan kepekaan kulit terhadap sinar UV. Oleh karena itu, jika Si Kecil sedang dalam masa pengobatan, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengizinkan ia bermain di bawah sinar matahari.

Cara Mengobati Alergi Sinar Matahari pada Anak

Langkah paling efektif adalah dengan mengurangi paparan sinar UV, terutama antara pukul 10 pagi hingga 4 sore. Ini adalah waktu di mana intensitas sinar matahari berada pada puncaknya dan risiko reaksi kulit meningkat.

Gunakan tabir surya dengan SPF minimal 30 yang mengandung bahan aman untuk anak-anak, seperti zinc oxide atau titanium dioxide. Oleskan secara merata sebelum keluar rumah, dan ulangi setiap dua jam, terutama jika Si Kecil berkeringat atau berenang.

Selain itu, pakaikan baju berlengan panjang, celana panjang, dan topi lebar untuk menutup bagian tubuh yang rentan terpapar. Bunda juga bisa memilih pakaian dengan bahan khusus anti-UV jika Si Kecil sering beraktivitas di luar ruangan.

Jika gejala tetap muncul, konsultasikan ke dokter sebelum menggunakan obat-obatan. Jangan memberikan salep atau antihistamin tanpa pengawasan medis, karena kulit anak-anak sangat sensitif terhadap bahan kimia.

Bunda, alergi matahari mungkin terdengar sepele, tapi jika tidak ditangani dengan baik bisa membuat Si Kecil merasa tidak nyaman dan mengganggu aktivitasnya. Dengan mengenali tanda-tandanya dan melakukan pencegahan sejak awal, Bunda bisa membantu menjaga kulit Si Kecil tetap sehat meskipun harus bermain di bawah matahari.

Ingin tahu lebih banyak tentang alergi lainnya yang bisa menyerang Si Kecil? Yuk, baca selengkapnya di sini: Ini Dia Cara Jitu Mengenali Penyebab Alergi pada Anak.

Source:

  • Mayo Clinic. Sun Allergy. Diakses 19 Agustus 2024. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sun-allergy/symptoms-causes/syc-20378077
  • Cleveland Clinic. Sun Allergy. Diakses 19 Agustus 2024. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17681-sun-allergy




medical record

Berapa Besar Risiko Alergi Si Kecil?



Cari Tahu
bannerinside bannerinside
allysca